Startup Fesyen Rp 1.020 Triliun Mau Jual Saham di Bursa
Jakarta, CNBC Indonesia - Startup fesyen terbesar di dunia, Shein, diam-diam berencana go public. Perusahaan yang memperkenalkan model bisnis fast-fashion tersebut disebut sedang mengurus proses penawaran umum perdana saham (IPO) di Amerika Serikat.
Rencana IPO Shein dikabarkan oleh TechCrunch dan The Wall Street Journal.
Shein, yang bermarkas di Singapura, terakhir menggalang dana pada awal tahun ini. Startup tersebut berhasil mengumpulkan US$ 2 miliar (Rp 30,9 triliun di valuasi perusahaan US$ 66 miliar (Rp 1.020 triliun).
TechCrunch memperkirakan Shein bisa melepas saham perdana di valuasi perusahaan US$ 90 miliar (Rp 1.391 triliun).
Shein kini merupakan salah satu produsen dan peritel fesyen terbesar di dunia, setelah sukses mendobrak dominasi Zara dan H&M. Valuasi Shein sempat meroket menyentuh US$ 100 miliar (Rp 1.545 triliun) pada April 2022.
Perusahaan yang berdiri di China sekitar 10 tahun yang lalu tersebut adalah produsen fesyen pertama yang menggunakan analisis data untuk memprediksi permintaan konsumen. Mereka kemudian memproduksi setiap desain busana dalam jumlah terbatas untuk menekan biaya stok.
Lewat model bisnis ini, Shein bisa dengan cepat memproduksi model busana sesuai perubahan tren. Karena busana buatan Shein mengikuti tren yang bergerak cepat, mereka bisa memproduksi produk dengan kualitas pas-pasan dengan harga yang murah.
Namun, model yang sama membuat mereka banyak dihujat karena dinilai menjiplak produk brand lain. Gaya bisnis fast fashion juga dikritik oleh aktivis lingkungan karena jangka waktu penggunaan produk mereka sangat singkat sehingga banyak menghasilkan sampah.
Pesaing utama Shein saat ini adalah Temu, anak usaha Pinduoduo yang juga menawarkan barang murah dengan langsung menghubungkan konsumen dengan pabrik di China.
(dem/dem)