Trik Xi Jinping Tebar Propaganda China di Internet Terungkap

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Senin, 27/11/2023 17:00 WIB
Foto: Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Bill Gates, Jumat (16/6/2023). (Tangkapan Layar Video Reuters/CHINA CENTRAL TELEVISION (CCTV))

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China disebut merangkul lebih banyak influencer asing untuk mengakses pasar dalam negeri. Sebagai gantinya, mereka akan digunakan sebagai alat menebar propaganda negara tersebut.

Langkah tersebut terbilang cukup aneh. China selama ini dikenal cukup tegas mengawasi internet dalam negerinya. Mereka yang ingin mengakses internet China harus sangat pro-Beijing.

Laporan tersebut berasal dari lembaga think tank, Australia Strategic Policy Institute (ASPI). Mereka menganalisa lebih ari 120 influencer asing yang aktif menggunakan sejumlah raksasa platform video streaming seperti Bilibili, Douyin, Xigua dan Toutiao.


Hasil pengamatan menyebutkan kepopuleran para influencer asing meningkat dengan menjual nasionalisme. Dari sana mereka berhasil menarik puluhan juta pengikut di platform-platform China.

"Peraturan internet China mendorong pengguna aktif mempromosikan propaganda partai, jadi banyak influencer beradaptasi dengan sistem tersebut," ungkap laporan tersebut, dikutip dari The Register, Senin (27/11/2023).

Menurut laporan yang sama, tujuan menarik influencer asing adalah melindungi budaya, wacana, dan ideologi yang dikendalikan Partai Komunis China. Orang-orang dengan pengaruh besar di media sosial dianggap bisa mempromosikan narasi dibandingkan dengan media tradisional.

China disebut membangun studio untuk mengakomodir para influencer asing tersebut. Bukan hanya itu, pemerintah setempat juga merangkul para mahasiswa internasional yang belajar di kampus-kampus dalam negeri.

Para mahasiswa itu dikembangkan menjadi talenta muda dengan kemampuan multibahasa. Sementara itu, beberapa siswa lain ditawari hadiah untuk membuat video pro-China. Kabarnya beberapa perjalanan juga didanai oleh Beijing.

Laporan itu memperingatkan langkah pemerintah Xi Jinping bisa mempersulit platform, pemerintah, dan warga asing lainnya. Mereka akan kesulitan membedakan mana konten propaganda dan tidak.


(npb/npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Cuma Saol Harga Murah, Begini Persaingan Pasar Smart TV RI