Internet 5G Seret di RI, Solusinya Dimulai di IKN

Jakarta, CNBC Indonesia - Jaringan 5G sudah mulai diluncurkan sekitar dua tahun lalu. Namun, hingga kini masih digunakan terbatas di titik tertentu.

Wakil Ketua Umum ATSI, Merza Fachys menjelaskan butuh waktu untuk 5G mendapatkan total frekuensi yang mumpuni. Sebab, harus membersihkan 2,6 Ghz dan 3,5 Ghz.

"Sedangkan yang free 26 Ghz bukan buat mobility," kata Merza, dalam diskusi Lelang Spektrum 700 Mhz dan 26 Ghz, Upaya Mendorong Penetrasi 5G, Jakarta, Senin (13/11/2023).

Salah satu cara untuk menerapkan 5G dengan melakukan sharing spektrum. Ini harus dilakukan dengan menarik dan mudah bagi pelaku industri.

Berbagi spektrum hingga saat ini memang belum diterapkan. Padahal, aturannya sudah ada di dalam PP No 46 tahun 2021, tentang Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran.

Merza mengusulkan untuk menerapkan sharing spektrum di wilayah IKN. Wilayah ibukota baru Indonesia itu bisa menjadi pilot project penetapannya.

Di sana bisa diimplementasikan jaringan baik untuk 4G maupun 5G. Termasuk untuk menerapkan smart city yang dicanangkan diterapkan di IKN nantinya.

"Terlepas dari perdebatan IKN lanjut atau enggak. Tapi IKN satu contoh yang mungkin pas untuk memulai pilot project yang namanya spektrum sharing," ungkap Merza.

"Tanpa menunggu 700, 2,6, 3,5 yuk sharingkan frekuensi kita, total 452 Mhz kita buat satu jaringan besar di IKN. Dengan frekuensi sebesar itu satu network kita buka dengan 4G dan 5G. Termasuk layanan lain menuju IKN yang smart city," imbuhnya.

(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Canggih, IKN Bakal Punya Taksi Terbang!