Jokowi: Ada Aplikasi Tahu Data Belanja 123 Juta Warga RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo mengaku kaget ada aplikasi yang memiliki ratusan juta pengguna di Indonesia, bahkan sudah mengetahui arah perilaku konsumen orang.
Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan arahan kepada peserta PPSA XXIV dan Alumni PPRA LXV 2023 Lemhanas, di Istana Kepresidenan, Rabu (4/10/2023).
"Saya kaget kemarin setelah rapat disampaikan kepada saya hanya dalam waktu bulan saja, saya enggak usah sebutkan aplikasinya apa sudah mencapai 123 juta orang masuk ke aplikasi itu. Hanya hitungan bulan karena pembeliannya masif sekali," katanya.
Sehingga menurut Jokowi aplikasi tersebut sudah memiliki perilaku konsumen Indonesia.
"Artinya perilaku konsumen kita sudah dipegang, arahnya mau ke mana sudah bisa ditebak dan kita terlambat. hal-hal seperti ini," kata Jokowi.
Untuk itu menurut penting untuk dibuat aturan mengenai aturan perdagangan dan pembayaran digital, termasuk keamanan data dan mobilitas talenta digital. Dimana untuk kawasan ASEAN saat ini tengah disiapkan Digital Economy Framework Agreement ASEAN, yang diharapkan negosiasinya selesai di 2025.
Dengan adanya perjanjian ekonomi itu juga membuat potensi ekonomi digital di Indonesia bakal melonjak dua kali lipat. Dari prediksi US$ 360 miliar di tahun 2025 menjadi US$ 720 miliar atau mencapai Rp 11.250 triliun.
Permasalahan soal penggunaan data adalah alasan Kemendag melarang media sosial sekaligus beroperasi sebagai ecommerce. Dampaknya, TikTok Shop mengumumkan akan berhenti menyediakan fitur transaksi mulai Rabu (4/9/2023), sore.
Kemendag menyatakan media sosial hanya bisa melayani promosi perdagangan online, tetapi tidak bisa menyediakan fitur transaksi langsung jual beli di di platformnya.
(dem/dem)