
PR Besar Industri Game di RI, Asosiasi Buka-Bukaan Soal Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri game Indonesia masih menyisakan dua pekerjaan besar. Salah satunya terkait pendidikan untuk para mahasiswa yang tertarik dengan industri game.
Wakil Presiden Asosiasi Game Indonesia, Adam Ardisasmita menjelaskan salah satunya terkait tenaga pengajar. Di kampus yang berada di luar negeri, pengajarnya berasal dari mereka yang pernah terjun ke dalam industri game selama 10-20 tahun.
"Saat ke kampus membawa pengalaman puluhan tahun membuat game. [Di Indonesia] butuh lebih banyak pengalaman industri," kata Adam saat Konferensi Pers Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) 2023, Selasa (26/9/2023).
PR lainnya adalah belum banyak perusahaan game yang mampu menampung mahasiswa yang ingin magang. Ini berbeda dengan keadaan di luar negeri dengan ketersediaan perusahaan yang mencapai puluhan bahkan ratusan untuk menampung mereka yang ingin mencicipi pengalaman di industri game.
Menurutnya, skala industri Tanah Air masih kecil. Jadi tidak semua mahasiswa yang tertarik dengan game bisa magang sepanjang masa pendidikannya.
"Ini yang membuat lulusannya tidak pernah terpapar industri game ketika magang. Ini PR jangka panjang," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo, I Nyoman Adhiarna menjelaskan secara industri, game di Indonesia memang terus berkembang. Mulai dari 98 studio game, nilai ekosistem mencapai US$16 triliun, dan pemain game dalam negeri mencapai 190 juta orang.
Untuk terus mendorong pertumbuhan game, pemerintah mengadakan kembali gelaran IGDX. Acara tersebut akan diadakan di Bali pada 11-13 Oktober 2023 mendatang.
"IGDX Business menargetkan 250 peserta berasal investor, publisher, dll. IGDX conference menargetkan 300 orang pelaku, mahasiswa, dan peminat game," jelas Adhiarna.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Jurus Kemenparekraf Tarik Cuan Industri Game RI
