Starlink Gampang Masuk RI, Elon Musk Diberi Karpet Merah?
Jakarta, CNBC Indonesia - Starlink, jaringan internet milik miliarder Elon Musk, nampaknya kian dekat untuk membuka layanan di Indonesia. Perlukah pemain telekomunikasi Indonesia takut hal ini?
Soal hal tersebut, Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi menyoroti asing yang diberi karpet merah seperti raja. Jika itu yang terjadi, industri dalam negeri perlu takut.
"Kalau diberi karpet merah perlu ditakutkan," kata Heru kepada CNBC Indonesia, Kamis (7/9/2023).
Dia mengatakan aturan untuk operator di Indonesia cukup ketat, misalnya soal BHP atau Biaya Hak Penggunaan. Jika Starlink bisa bebas berbisnis di dalam negeri, artinya ada playing of field-nya tidak sama.
Sebelumnya, hal serupa juga pernah disinggung CEO XL Axiata Dian Siswarini. Perlu adanya persamaan level playing field dengan pemain yang ada di dalam negeri.
"Muncul pemain baru yang mendunia Elon Musk mau masuk. Wah itu udah masuk ke sini dan kemudian tidak mendapatkan level playing field yang sama bisa dibabat habis," kata CEO XL Axiata, Dian Siswarini dalam acara Detikcom Leaders Forum: Arah Industri Telekomunikasi Indonesia, di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Sementara itu harga layanan Starlink di tanah berkisar Rp 2-3 juta per bulan. Penggunanya masih akan sangat terbatas, ungkap Direktur Wholesale & International Service, Telkom, Bogi Witjaksono.
"Starlink harganya paling tinggi, lalu Indihome misalnya di rumah, baru seluler. Tergantung orang memilihnya. Pilihan saja itu, sesuatu yang tidak perlu ditakutkan," katanya di sela acara BATIC 2023.
Dia menjelaskan kehadiran Starlink tak perlu ditakutkan oleh operator lain. Karena tiap penyedia layanan internet punya pasarnya sendiri.
"Tidak akan lebih murah dari paket data teman-teman [operator], tidak akan lebih murah karena speed-nya tinggi dan basisnya satelit," paparnya.