Putin Menggila, Eropa Ngamuk ke Elon Musk Cs
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Uni Eropa buka-bukaan soal serangan disinformasi yang memuat propaganda Rusia terkait invasi Ukraina. Menurut Uni Eropa, hoaks Rusia makin kencang beredar di media sosial sepanjang 2023.
Salah satu media sosial yang dibanjiri kampanye propaganda Putin adalah X (sebelumnya Twitter). Menurut temuan Uni Eropa, hoaks Rusia makin banyak pasca X diambil alih Elon Musk pada akhir 2022 lalu.
Laporan Uni Eropa dipublikasikan pada pekan lalu. Sebelumnya, akun media sosial resmi Kremlin juga dituduh menyebarkan informasi tak benar tentang perang di Ukraina.
"Secara jumlah, akun pro-Kremlin memiliki audiens paling banyak di platform Meta. Sementara itu, pertumbuhan akun yang dibekingi Kremlin meningkat 3 kali lipat di Telegram," kata laporan tersebut, dikutip dari BBC, Senin (4/9/2023).
BBC telah menghubungi X, Meta, TikTok dan YouTube untuk berkomentar. Namun, hingga kini belum ada platform media sosial yang buka suara.
Temuan ini membuat Uni Eropa makin agresif dalam penerapan aturan Digital Services Act (DSA). Dalam aturan tersebut, platform media sosial diwajibkan untuk membuat kebijakan konten yang lebih ketat dalam memberantas disinformasi dan ujaran kebencian.
Jika media sosial gagal memberantas konten-konten negatif tersebut di platform mereka, Uni Eropa akan memberikan denda dalam jumlah tertentu.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah tweet dari Elon Musk pada 9 April lalu. Miliarder tersebut mengatakan platformnya tak lagi membatasi akun yang berhubungan dengan Kremlin.
(fab/fab)