Bandar Kripto Bangkrut Suap Saksi Pengadilan, Bayarannya Gila
Jakarta, CNBC Indonesia - Ada saja cara Sam Bankman-Fried untuk meringankan sanksi yang dijatuhkan kepadanya. Pendiri layanan kripto FTX tersebut dilaporkan memberi 'uang pelicin' ke 7 pakar untuk bersaksi di persidangan selanjutnya.
Ia rela membayar US$ 1.200 (Rp 18 jutaan) per jam untuk para pakar. Hal ini semacam 'rayuan' agar mereka mengeluarkan testimoni yang tak menyudutkan sang bandar kripto.
Salah satunya adalah Bradley Smith, seorang profesor hukum di Capital University Law School sekaligus mantan komisioner di Federal Election Commision. Dalam surat perkara pengadilan, Smith mengaku diberi kompensasi US$ 1.200 per jam.
Selan itu, pakar aset digital Lawrence Akka juga dibayar US$ 1.009 per jam, sebagaimana dalam dokumen yang dilihat Insider, dikutip Kamis (31/8/2023).
Empat saksi profesional lainnya dibayar dalam rentang US$ 400-720 per jam. Satu saksi lainnya tak mengungkap secara spesifik berapa biaya yang ia terima untuk mau jadi saksi Bankman-Fried.
Kendati dibayar, para saksi mengatakan akan mengeluarkan testimoni yang jujur. Bayaran itu katanya tak memengaruhi opini mereka terhadap kasus penggelapan dana yang dilakukan Bankman-Fried.
Sebelumnya, Bankman-Fried mengaku hanya memiliki duit US$ 100.000 (Rp 1,5 miliar) di bank pasca layanan kriptonya dinyatakan bangkrut. Ia pun tersingkir dari jejeran miliarder teknologi.
Bankman-Fried akan menjalankan sidang selanjutnya pada awal Oktober. Ada 7 tuntutan yang ia hadapi, antara lain penipuan online, persekongkolan untuk melakukan penipuan surat berharga, dan persekongkolan untuk melakukan pencucian uang. Ia tak mengaku bersalah.
Dalam surat perkara, Smith mengatakan ia akan bersaksi soal Undang-Undang Pendanaan Kampanye AS dengan memberikan latar belakang sejarah dan tujuan aturan tersebut.
Otoritas AS menuduh Bankman-Fried secara ilegal menjalankan skema penggelapan uang nasabah FTX untuk menyumpang jutaan dolar AS kepada para politisi.
(fab/fab)