ChatGPT Bikin Rusuh, Ilmuwan Dunia Terbelah Dua Kubu

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
30 August 2023 16:30
This picture taken on January 23, 2023 in Toulouse, southwestern France, shows screens displaying the logos of OpenAI and ChatGPT. - ChatGPT is a conversational artificial intelligence software application developed by OpenAI. (Photo by Lionel BONAVENTURE / AFP) (Photo by LIONEL BONAVENTURE/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/LIONEL BONAVENTURE

Jakarta, CNBC Indonesia - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), membuat para ilmuwan di dunia terbagi menjadi dua kubu.

Hal ini disampaikan oleh profesor pakar AI dari Universitas Chukyo Jepang, Pitoyo Hartono, di Kantor BRIN, Rabu (30/8/2023).

"Menariknya dalam 3-4 bulan ini, peneliti-peneliti ini mulai berseteru dengan munculnya ChatGPT," kata dia.

Ilmuwan Geoffrey Hinton dari Universitas Toronto dan Yoshua Bengio dari Universitas Montreal, mengatakan bahwa AI sekarang ini adalah ancaman.

Profesor pakar AI dari Universitas Chukyo Jepang, Pitoyo Hartono. (CNBC Indonesia/Intan Rakhmayanti Dewi)Foto: (CNBC Indonesia/Intan Rakhmayanti Dewi)
Profesor pakar AI dari Universitas Chukyo Jepang, Pitoyo Hartono. (CNBC Indonesia/Intan Rakhmayanti Dewi)

Keduanya berpendapat bahwa hadirnya AI seperti ChatGPT menimbulkan bahaya. Sebab, menurut mereka, AI akan menjadi berubah menjadi superhuman, di mana kekuatannya melebihi kecerdasan manusia yang bisa dikontrol.

Sedangkan Yann Lecun dari Universitas New York mengatakan, bahwa orang-orang ini terlalu penakut terhadap AI. Ia menilai tidak ada ancaman dari teknologi ini.

"Jadi mereka yang sebelumnya bekerjasama secara erat skrng agak terpisah, ada dua kubuh dalam AI," ujarnya

"Lalu, seperti biasa Jepang selalu berdiri di posisi yang netral," imbuhnya

Diaspora yang sudah 35 hidup di Jepang itu melihat adanya kubu atau beda pendapat dalam dunia sains merupakan hal yang biasa.

Di satu sisi, ia memang melihat ada ancaman yang muncul dari AI. Tapi solusinya bukan menghentikan penelitian terkait AI.

Diperlukan regulasi baru untuk mengatur teknologi ini, serta dialog antar kubu untuk mencari jalan tengah.

saya melihat ai ini, ada ancaman yg muncul dari Ai, tp solusinya bukan kita melakukan moratorium dg menghentikan penelitian AI gitu, itu ngga menyelesaikan masalah.

"Suatu saat kita harus menyatukan ini dengan berdialog, kita harus mempunyai semacam konsensus apa yang harus kita lakukan terhadap AI . Dan dialog seperti ini (di dunia) belum terjadi."pungkasnya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Baru Nanjak, AI Diramal Tumbang 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular