
Binance Dihabisi Amerika, Ditendang Visa dan Mastercard

Jakarta, CNBC Indonesia - Binance 'ditendang' oleh perusahaan jaringan kartu kredit Visa dan Mastercard. Insiden ini diprediksi akan membawa kerugian besar bagi bandar kripto raksasa itu.
Perusahaan yang didirikan oleh Changpeng Zhao kian tersudut setelah menjadi target otoritas finansial berbagai negara, terutama Amerika Serikat.
Mastercard akan berhenti menawarkan kartu berlogo Binance di Amerika Latin dan Timur Tengah yang bisa digunakan oleh pemiliknya untuk membeli barang menggunakan aset kripto.
"Produk ini, seperti kartu debit, digunakan oleh pengguna Binance untuk membayar pengeluaran sehari-hari, bedanya kartu ini didanai dengan aset kripto," kata Binance Customer Support di Twitter yang kini menjadi X.
"Hanya sebagian kecil [kurang dari 1 persen] yang terdampak. Pengguna produk ini masih bisa memakai kartu hingga 21 September 2023."
Binance menyatakan pengguna kartu bisa beralih ke Binance Pay untuk mengirim dan belanja menggunakan aset kripto.
Kepada CNBC International, Mastercard memberikan konfirmasi bahwa kerja sama mereka dengan Binance di Brasil, Argentina, Kolombia, dan Bahrain berakhir pada 22 September 2023.
Visa juga mengakhiri kerja sama serupa dengan Binance di Eropa per Juli. Binance dan Visa tidak memberikan respons atas permintaan komentar dari CNBC International.
Menurut CNBC International, langkah Visa dan Mastercard adalah tanda industri finansial makin menjauhi industri kripto.
Binance saat ini menghadapi tekanan dari regulator di banyak negara termasuk otoritas sekuritas AS (SEC) dan pengawas komoditas AS (CFTC).
SEC melontarkan 13 tuduhan ke Binance dan CZ sang CEO, termasuk penggelapan dana nasabah dan menggelar bursa kripto tanpa izin.
Kasus yang menjerat Binance makin meluas ke seluruh dunia. Saat ini, terpantau Binance sudah mendapat 'guncangan' di Prancis, Belanda, Inggris, dan terakhir Brasil.
Next Article Bye Visa & Mastercard, BI Luncurkan Kartu Kredit Indonesia!