
AI Dikawinkan dengan Google Assistant, Korbannya Manusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Google berencana mengawinkan Artificial Intelligence (AI) dengan Google Assistant. Namun, kebijakan baru tersebut ternyata mengorbankan manusia.
Rencananya, Google akan melakukan PHK menyusul perubahan strategi untuk divisi Assistant. Namun, tidak disebutkan jumlah yang terdampak kebijakan tersebut.
Wakil Presiden unit Assistant, Peeyush Ranjan hanya mengatakan sejumlah kecil pegawai yang terdampak dari kebijakan baru ini.
Mereka yang terkena PHK akan mendapatkan waktu 60 hari untuk mencari pekerjaan lain di unit bisnis Google lain, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (3/8/2023).
Assistant rencananya akan dibuat jauh lebih sakti dengan dukungan teknologi AI Generatif. Menurut Ranjan, produk itu akan memiliki teknologi model bahasa besar atau LLM.
Dengan cara itu, diharapkan pengguna Assistant akan mendapatkan pengalaman yang berkualitas tinggi.
"Kami telah melihat potensi besar dari AI generatif untuk mengubah kehidupan orang-orang dan melihat peluang besar untuk mengeksplorasi seperti apa Assistant dengan daya tambahan, ditenagai oleh LLM," jelasnya.
Juru bicara Google, Jennifer Rodstorm, menjelaskan LLM bisa membantu Assistant jauh lebih baik. Dia menjanjikan Google akan terus memberikan pengalaman terbaik pada penggunanya.
"Ratusan juta orang menggunakan Assistant tiap bulan dan kami berkomitmen memberi mereka pengalaman berkualitas tinggi," kata Rodstorm.
Selain PHK, ada juga perubahan pada tim Speech yang menangani perintah suara. Misalnya kepala tim Francoise Beaufays pindah mengawasi Bard dan Assistant.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tragis! Karyawan Google Bunuh Diri Lompat dari Gedung Kantor
