
Joe Biden Sukses Lumpuhkan Teknologi China, Cek Data Terbaru

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri teknologi China sedang menghadapi tekanan pembatasan ekspor dari Amerika Serikat sejak tahun lalu.
Pemerintahan Joe Biden berusaha menghentikan ambisi Beijing mempimpin dalam industri teknologi seperti kecerdasan buatan dan superkomputer.
Akibatnya, impor semikonduktor ke China turun. Perusahaan China mengatakan mereka berjuang untuk mendapatkan komponen dan mesin utama.
Apalagi, chipset yang telah dimodel ulang kemungkinan juga termasuk dalam aturan pembatasan yang ditetapkan AS.
Kebijakan Washington yang baru menolak akses Beijing ke semikonduktor paling canggih dan alat untuk membuatnya. Meski demikian, diyakini tetap ada celah dan solusi yang membuat beberapa komponen utama tetap didapat.
Pembatasan juga menunjukkan hambatan yang dihadapi China dalam mengembangkan alternatif domestik untuk beberapa teknologi semikonduktor asing yang paling dicari.
"Kontrol tampaknya membuat China lebih sulit dan lebih mahal untuk mendapatkan barang tertentu," kata Ahli di Center for Strategic and International Studies Emily Benson, dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (1/8/2023).
Data bea cukai yang dirilis oleh Beijing bulan ini menyoroti kenyataan bagi pembeli chip kelas atas China. Impor semikonduktor mereka turun 22% selama enam bulan pertama tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, impor peralatan manufaktur chip turun 23%, melanjutkan penurunan yang terjadi tahun lalu.
Wilayah manufaktur chip terkemuka menyumbang bagian terbesar dari penurunan impor semikonduktor. Taiwan, rumah bagi Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., pembuat chip terbesar di dunia, menyumbang sekitar 40% dari penurunan impor chip China selama lima bulan pertama tahun ini.
Korea Selatan, rumah bagi Samsung, SK Hynix, dan raksasa chip lainnya, menyumbang hampir sepertiga. Pembatasan AS memengaruhi perusahaan asing yang menggunakan alat pembuat chip AS.
Kemungkinan ada faktor lain yang berperan di balik impor semikonduktor yang lesu ini. Ekonomi China melambat di tengah permintaan global yang lebih lemah.
Beijing juga telah banyak berinvestasi dalam industri teknologi dalam negeri dalam mendorong kemandirian yang lebih besar, meskipun itu akan membutuhkan waktu untuk membuahkan hasil.
Sementara itu, China tidak memiliki kemampuan untuk membuat chip paling canggih, dengan elemen kunci dalam rantai pasokan mereka yang dikendalikan oleh AS dan sekutunya.
Pembatasan berlanjut ke negara Jepang, di mana pada 23 Juli lalu, mereka mengumumkan pembatasan ekspor peralatan manufaktur semikonduktor yang penting, menyusul pembatasan yang diumumkan oleh Belanda.
Kedua negara, dengan AS adalah satu-satunya pembuat beberapa mesin yang penting untuk memproduksi chip tercanggih.
Bulan ini, anak perusahaan Inspur yang terdaftar terbesar, pembuat server top China yang digunakan untuk mengembangkan AI, mengeluarkan peringatan kepada investor.
Mengutip pasokan yang ketat, perusahaan mengatakan sedang berjuang untuk mendapatkan chip yang penting untuk menggerakkan server AI-nya, mesin yang digunakan di laboratorium dan perusahaan teknologi untuk mengembangkan AI tingkat lanjut.
Sebagai hasilnya, perusahaan mengatakan dapat mengambil 30% pendapatannya pada paruh pertama tahun ini.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Taktik Xi Jinping Bobol Blokir Joe Biden, Jenius!
