Di Mana Ujung Langit? Ini Penjelasan Lengkap Ahli Fisika

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
28 July 2023 07:05
Matahari terbenam di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Indonesia, pada Sabtu, 29 April 2023. Indonesia dijadwalkan melaporkan produk domestik bruto kuartal pertama pada 5 Mei. (Dimas Ardian/Bloomberg via Getty Images)
Foto: Matahari terbenam di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Indonesia, pada Sabtu, 29 April 2023. Indonesia dijadwalkan melaporkan produk domestik bruto kuartal pertama pada 5 Mei. (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ujung langit dan batasnya dengan antariksa ternyata sudah lama terdeteksi oleh para ahli. Batasan itu disebut sebagai Garis Karman.

Garis Karman dinamai berdasarkan nama Theodore von Karman, seorang fisikawan keturunan Amerika-Hungaria pada 1957. Dia merupakan orang pertama yang mencoba mendefinisikan batas antara Bumi dengan antariksa.

Menurut NASA, setiap lapisan atmosfer berperan dalam memastikan Bumi dapat menunjang semua jenis kehidupan. Fungsinya pun beragam dari memblokir radiasi kosmik penyebab kanker hingga menciptakan tekanan yang diperlukan untuk menghasilkan air.

"Ketika Anda makin jauh dari Bumi, kepadatan atmosfer berkurang," kata Katrina Bossert selaku fisikawan luar angkasa Arizona State University. "Komposisinya juga berubah, dan atom serta molekul yang lebih ringan mulai mendominasi, sedangkat molekul berat tetap lebih dekat ke permukaan bumi."

Saat objek bergerak ke atas ke lapisan atmosfer paling luar, tekanan akan turun drastis. Meskipun pesawat terbang memiliki kabin yang dapat mengatur tingkat tekanan, perubahan ketinggian yang cepat dapat memengaruhi saluran eustachius.

"Inilah sebabnya mengapa telinga Anda mungkin terasa pecah saat lepas landas di pesawat terbang," kata Matthew Igel, dari Universitas California.

Akhirnya, udara menjadi terlalu tipis bagi pesawat konvensional untuk terbang. Titik ini adalah area yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan sebagaiujung langit dan permulaan ruang angkasa.

Tujuan penetapan garis Karman bukan hanya untuk batas pesawat terbang, melainkan juga digunakan untuk memastikan pesawat antariksa mampu meninggalkan Bumi dan memastikan satelit bisa mengorbit bumi.

"Garis Karman merupakan perkiraan wilayah yang menunjukkan ketinggian tempat satelit bisa mengorbit Bumi tanpa terbakar atau jatuh dari orbit sebelum mengelilingi Bumi setidaknya sekali," jelas Bossert.

Bossert menjelaskan ada berbagai faktor menentukan berapa banyak hambatan udara. Ini seperti ukuran dan bentuk satelit. Hambatan udara berdampak pada kemampuan satelit mengorbit Bumi.

Satelit yang berada di orbit Bumi rendah memiliki klasifikasi terbang dengan tinggi kurang dari 1.000 km. Namun, ada juga yang orbitnya sekitar 160 km di atas permukaan Bumi.

Bossert mengatakan satelit yang ada di orbit Bumi rendah akan jatuh dalam beberapa tahun. Penyebabnya adalah "tarikan dari atmosfer atas Bumi secara bertahap memperlambat kecepatan orbit".

Penjelasan lainnya datang dari Igel. Menurutnya, garis Karman didefinisikan dengan jarak 100 kilometer di atas bumi. Namun, bukan tidak mungkin ada yang mengorbit di bawah garis tersebut.

Bisa saja suatu objek mengorbit Bumi pada ketinggian di bawah garis Kármán, tetapi hal itu membutuhkan kecepatan orbit sangat tinggi, yang akan sulit dipertahankan karena gesekan.

"Di sanalah letak perasaan yang harus dimiliki seseorang untuk garis Karman: Ini merupakan ambang batas imajiner namun praktis antara perjalanan udara dan perjalanan antariksa," jelasnya.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NASA Temukan 'Bumi Super', Lebih Layak Huni untuk Manusia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular