5 Raksasa Teknologi Ganti Nama, Tak Cuma Twitter Jadi X

Redaksi, CNBC Indonesia
26 July 2023 16:40
Logo baru Twitter terlihat di akun Twitter Elon Musk di iPhone saat logo Twitter lama ditampilkan di layar MacBook di Galway, Irlandia 24 Juli 2023.
Foto: Logo baru Twitter terlihat di akun Twitter Elon Musk di iPhone saat logo Twitter lama ditampilkan di layar MacBook di Galway, Irlandia 24 Juli 2023. (REUTERS/CLODAGH KILCOYNE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Elon Musk kembali menghebohkan jagat internet lantaran mengubah Twitter menjadi X. Banyak yang menilai rebranding tersebut bakal gagal.

Bahkan, pakar menilai ini adalah misi bunuh diri bagi Twitter. Terlepas dari itu, sebenarnya langkah rebranding dengan mengubah nama perusahaan sudah jadi hal lumrah di kalangan raksasa teknologi.

Berikut 5 raksasa teknologi yang ganti nama dan sempat jadi kontroversi di tengah masyarakat, dikutip dari BusinessInsider, Rabu (26/7/2023).

Facebook Jadi Meta

Founder and CEO of US online social media and social networking service Facebook Mark Zuckerberg reacts upon his arrival for a meeting with European Commission vice-president in charge for Values and Transparency, in Brussels, on February 17, 2020. (Photo by Kenzo TRIBOUILLARD / AFP) (Photo by KENZO TRIBOUILLARD/AFP via Getty Images)Foto: Mark Zuckerberg (Photo by KENZO TRIBOUILLARD/AFP via Getty Images)
Founder and CEO of US online social media and social networking service Facebook Mark Zuckerberg reacts upon his arrival for a meeting with European Commission vice-president in charge for Values and Transparency, in Brussels, on February 17, 2020. (Photo by Kenzo TRIBOUILLARD / AFP) (Photo by KENZO TRIBOUILLARD/AFP via Getty Images)

Mark Zuckerberg pada mulanya menamai layanan media sosialnya 'The Facebook' pada 2004 silam, ketika masih menjadi mahasiswa Harvard University.

Dalam film 'The Social Network' yang terinspirasi oleh perjalanan Facebook, ada satu scene yang seakan menjawab mengapa 'The' dipangkas menjadi 'Facebook'.

Sean Parker (diperankan Justin Timberlake) yang merupakan investor pertama sekaligus pernah menjabat Presiden Facebook, memberikan masukan bagi Zuckerberg untuk membuat nama platform-nya lebih ringkas dengan memangkas 'The'.

Hingga kini, Facebook masih menjadi nama bagi media sosial bernuansa biru. Namun, Zuckerberg memutuskan mengganti nama perusahaan induknya menjadi 'Meta' pada 2021 silam.

Kala itu, Zuckerberg sedang obsesi membangun layanan Metaverse. Kini, Meta membawahi beberapa platform media sosial, seperti Instagram, WhatsApp, hingga Threads.

Google Jadi Alphabet

FILE PHOTO: A logo is pictured at Google's European Engineering Center in Zurich, Switzerland July 19,  2018   REUTERS/Arnd Wiegmann/File PhotoFoto: REUTERS/Arnd Wiegmann
FILE PHOTO: A logo is pictured at Google's European Engineering Center in Zurich, Switzerland July 19, 2018 REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo

Selain Meta, Google juga mengganti namanya menjadi Alphabet pada 2015 lalu. Padahal, kala itu nama Google sudah sangat besar, bahkan disebut-sebut sebagai raja internet.

Google didirikan pada 1996 oleh duo mahasiswa Stanford, Larry Page dan Sergey Brin. Mulanya, mereka menamai proyek riset itu sebagai 'BackRub'.

Setahun kemudian. BackRub ganti nama jadi 'Google' yang berasal dari 'googol' alias ekuivalen dari 10 pangkat 100.

Sama seperti Facebook, Google tetap mempertahankan namanya bagi layanan mesin pencari beserta turunannya. Namun, Alphabet menjadi induk Google dan unit bisnis lainnya.

Burbn Jadi Instagram

Banyak yang tak tahu Instagram bukan nama pertama bagi layanan berbagi konten visual buatan Kevin Systrom. Mulanya, namanya adalah 'Burbn', terinspirasi dari nama whiskey.

Sebab, kala itu Burbn fokus untuk mengakomodir kebutuhan pengguna berbagi foto restoran yang mereka kunjungi.

Setahun kemudian, Burbn mendapat pendanaan awal senilai US$ 500.000 dari Baseline Ventures dan Andreessen Horowitz. Mike Krieger, teman satu kampus di Stanford, kemudian gabung ke proyek media sosial ini.

Burbn kemudian fokus menjadi platform berbagi konten foto secara umum. Mereka kemudian terinspirasi mengubah namanya menjadi 'Instagram' yang merupakan gabungan dari 'instant' dan 'telegram'.

Pada 2012, Instagram dibeli Facebook dengan nilai US$ 1 miliar. Saat itu, basis pengguna Instagram sudah tembus 1 juta orang.

Cadabra Jadi Amazon

The logo of Amazon is seen at the company logistics centre in Boves, France, May 13, 2019. REUTERS/Pascal RossignolFoto: Logo Amazon terlihat di pusat logistik perusahaan di Boves, Prancis, 13 Mei 2019. REUTERS / Pascal Rossignol
The logo of Amazon is seen at the company logistics centre in Boves, France, May 13, 2019. REUTERS/Pascal Rossignol

Sebelum Jeff Bezos menjadi miliarder, ia keluar dari pekerjaannya sebagai VP hedge fund dan mendirikan toko buku online pada 1994, ketika internet baru booming.

Awalnya, Bezos memiliki ide untuk menamai toko onlinenya sebagai 'Cadabra', terinspirasi dari ungkapan sulap 'abracadabra'. Pengacara Bezos menilai nama itu terlalu absurd karena terdengar seperti 'Cadaver'.

Akhirnya, Bezos dan istrinya kala itu mencari di kamus nama dengan urutan alphabet pertama, yakni 'A'. Bezos lalu terinspirasi memakai nama seperti sungai terbesar di dunia, Amazon.

X.com Jadi PayPal

Sebelum Twitter jadi X, X.com sudah lebih dulu menjadi leluhur 'PayPal'. Layanan pembayaran online yang juga didirikan oleh Elon Musk ini diluncurkan pada 1999.

Lalu, Peter Thiel bergabung setahun setelahnya. Musk sempat jadi CEO X.com pada Mei 2000.

Sementara itu, PayPal tadinya merupakan layanan split bill. Lalu, keduanya bergabung dan yang dipakai adalah nama 'PayPal'.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elon Musk Tak Peduli Hartanya Lenyap Gegara Tweet 'Bahaya'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular