
Pencipta ChatGPT Bohong Mau Cegah Kiamat, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pencipta ChatGPT sekaligus pendiri OpenAI, Sam Altman, selama ini sesumbar ingin menyelamatkan umat manusia dari kehancuran. Alasan itu yang memotivasinya mengembangkan ChatGPT sejak awal.
Sebab, ia khawatir AI disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab. Namun, kenyataannya justru berbanding terbalik.
ChatGPT membuat seluruh dunia berkompetisi mengembangkan layanan AI serupa. Adu kecepatan membuat banyak layanan AI diluncurkan tanpa memperhatikan aspek etika dan keamanan.
Akhirnya, AI turut menyebar disinformasi, diskriminasi, hingga membahayakan keamanan siber.
Melihat hal ini, Altman pun kembali mengumumkan tool khusus yang dinamai 'AI Classifier'. Tool ini bertujuan mendeteksi konten buatan AI atau manusia.
Dengan begitu, pengguna bisa mengecek kembali kesahihan sebuah konten. Selain itu, ini juga membantu para guru untuk memeriksa apakah tugas yang dikumpulkan murid merupakan hasil kerja AI atau tidak.
Namun, hanya dalam beberapa bulan sejak diluncurkan pada Januari lalu, AI Classifier kini dihapus. Dalam penjelasan di blog resmi OpenAI, AI Classifier disebut "tak akurat", dikutip dari Decrypt, Rabu (26/7/2023).
Sebelumnya, OpenAI memang mengakui bahwa AI Classifier masih memiliki beberapa kelemahan. Antara lain, tool itu tak bisa diandalkan untuk memeriksa teks kurang dari 1.000 karakter.
Kini, tautan untuk mengakses AI Classifier sudah tak bisa dibuka. Perwakilan OpenAI pun belum merespons permintaan konfirmasi dari Decrypt.
"Kami berupaya untuk menyatukan berbagai masukan dan kini sedang riset untuk memberikan teknik yang lebih efektif untuk mendeteksi sumber teks," kata OpenAI dalam blognya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos ChatGPT Didemo Habis-habisan, Dibilang Penipu Gegara Ini