Raksasa Teknologi Bohong Soal AI, Manusia Dikuras Habis

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
24 July 2023 21:00
This picture taken on January 23, 2023 in Toulouse, southwestern France, shows screens displaying the logos of OpenAI and ChatGPT. - ChatGPT is a conversational artificial intelligence software application developed by OpenAI. (Photo by Lionel BONAVENTURE / AFP) (Photo by LIONEL BONAVENTURE/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/LIONEL BONAVENTURE

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi selama ini mempromosikan kecerdasan buatan (AI) sebagai tool untuk memudahkan kehidupan manusia. Namun, fakta sebaliknya diungkap sekelompok karyawan yang perusahaannya mulai memanfaatkan AI.

Mereka mengaku justru AI membuat pekerjaan makin banyak dan menumpuk. Tenaga mereka dikuras habis. 

Salah satu pengakuan datang dari Neil Clarke yang bekerja sebagai editor di perusahaan penerbitan buku. Dia mengatakan timnya ditugaskan untuk mengedit tulisan hasil AI.

Hasilnya amburadul. Bahkan, timnya harus menutup formulir pengiriman naskah fiksi ilmiah. Sebab, banyak yang mengirimkan produk tulisan dengan bantuan AI. 

"Masalahnya, AI lebih mementingkan kuantitas ketimbang kualitas," kata Clarke.

Hal serupa diungkap Ivana Suala yang merupakan Research Director di International Association of Machinists and Aeorspace Workers. Ia mengatakan para pekerja yang tergabung dalam serikat tersebut merasa diperlakukan sebagai kelinci percobaan.

Pasalnya, tren AI membuat perusahaan buru-buru mengimplementasikannya ke pekerjaan sehari-hari. Fenomena ini seringkali membuat manusia harus bekerja ulang, sebab AI belum cukup cerdas.

Ada beberapa pekerjaan, seperti logistik yang belum sepenuhnya sempurna dilakukan oleh mesin. Hal ini, kata Saula, membuat para pekerja harus menguras tenaga dan waktu lebih banyak, untuk membereskan kerjaan mesin yang kacau.

Serikat pekerja yang dipimpin Suala meliputi pekerja di transportasi udara, layanan kesehatan, layanan publik, hingga manufaktur dan industri nuklir.

"Mesin disebut pengganti manusia. Tetapi kenyataan di lapangan tak sesederhana itu," kata dia.

Sementara itu, dalam sebuah penelitian di MIT, para peneliti menemukan produktivitas pekerja yang menggunakan ChatGPT meningkat. Namun, penulis penelitian ini, Shakked Noy menjelaskan masih terlalu dini untuk mengklaim apakah dampak teknologi AI akan baik atau buruk di masa depan.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukti Baru Google Makin Ditinggal, Penggantinya Serba Bisa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular