Elon Musk Warning Xi Jinping, China Bisa Tumbang

Redaksi, CNBC Indonesia
23 July 2023 17:00
Presiden Tiongkok Xi Jinping menghadiri konferensi pers bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron (tidak ada dalam foto) di Beijing pada 6 April 2023. (LUDOVIC MARIN / AFP) (Photo by LUDOVIC MARIN/AFP via Getty Images)
Foto: Presiden Tiongkok Xi Jinping menghadiri konferensi pers bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron (tidak ada dalam foto) di Beijing pada 6 April 2023. (AFP via Getty Images/LUDOVIC MARIN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Teknologi kecerdasan buatan (AI) memicu kontroversi di tengah masyarakat, sejak popularitasnya melambung berkat kehadiran ChatGPT buatan OpenAI.

Elon Musk menjadi salah satu pengusaha yang kerap menyuarakan kekhawatirannya soal dampak buruk AI bagi masa depan manusia. Baru-baru ini, ia kembali mengeluarkan pernyataan soal teknologi tersebut.

Musk sesumbar telah memberi peringatan kepada pemerintah China bahwa 'digital superintelligence' berbasis AI bisa merampas kekuasaan Partai Komunis dan mengambil alih negara.

Sebagai informasi, digital superintelligence merupakan inovasi lebih lanjut dari teknologi AI. Digital superintelligence merupakan replika digital otak manusia, yang memungkinkan robot bisa memiliki kemampuan nalar dan pembelajaran layaknya manusia.

"Saya menghabiskan waktu yang lama bersama jejeran pimpinan China," kata Musk, merujuk pada kunjungannya ke Negeri Tirai Bambu pada Mei lalu, dikutip dari Insider, Minggu (23/7/2023).

"Menurut saya semua pihak sepakat. Tak ada yang ingin pemerintahannya dikuasai oleh digital superintelligence," ia menambahkan.

Hal tersebut ia ungkap dalam sesi di Twitter Spaces, saat Musk mengumumkan perusahaan berbasis AI buatannya yang dinamai xAI. Ia mengatakan perusahaan tersebut akan membawa masa depan AI yang lebih cerah.

"[xAI] memahami karakter asli semesta manusia," ujarnya.

Lebih lanjut, Musk menilai bahwa tool AI yang benar-benar memahami semesta manusia akan berkembang dengan pendekatan lebih manusiawi. Idealnya, tool AI tersebut tak akan menggantikan peran manusia di muka Bumi.

Ia juga mengklarifikasi soal kritikan banyak pihak yang menyebut Musk hipokrit. Ia kerap menyindir pengembangan AI, tetapi justru membuat perusahaan AI.

Musk berdalih ia sebenarnya tak mau ikut mengembangkan AI. Menurut dia, menunda pengembangan AI adalah hal yang paling bijak. Namun, hal itu tak realistis.

Sebagai informasi, Musk merupakan salah satu pengusaha AS yang memiliki kedekatan dengan China. Dalam kunjungannya pada Mei lalu, Musk disambut seperti 'raja'.

Musk pun mengatakan China sejatinya mau menjalin kerja sama untuk membangun teknologi AI yang positif. "[China] tertarik untuk menciptakan kerangka kerja sama internasional dalam menetapkan regulasi AI," ia menuturkan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elon Musk Kasih Peringatan ke Xi Jinping, China Ketar-Ketir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular