
Bikin Rugi, Influencer Mulai Ditinggal Ganti Social Commerce

Jakarta, CNBC Indonesia - Jualan dengan menggelar live streaming telah mengakar di media sosial China. Namun, ada pergeseran tren, yakni host yang biasanya berasal dari kalangan influencer mulai ditinggalkan.
Banyak dari perusahaan yang memilih untuk menggunakan karyawan biasa atau karakter host virtual untuk tampil mempromosikan produk saat live berlangsung.
Biasanya, influencer akan menampilkan produk diskon bagi penggemar mereka. Namun, saat ini makin banyak orang yang mempertanyakan kegunaan menjual produk yang sudah ramai atau hype.
Selain itu, menggunakan influencer untuk menjual produk malah membuat pendapatan menurun tajam. Belum lagi biaya yang harus dibayarkan bisa sangat mahal.
Mengutip laporan Nikkei Asia, beberapa sumber mengatakan bahwa biaya yang digelontorkan untuk membayar influencer hampir menguras pendapatan perusahaan.
Beberapa bisnis telah mengambil keputusan untuk memproduksi streaming langsung sendiri menggunakan karyawan. Ini merupakan tanda bahwa lanskap jualan live siap untuk bergeser.
Live Tidak untuk Jualan
Perubahan besar lainnya dari status quo adalah tidak menggunakan acara jualan live untuk menerima pesanan melalui tautan dalam video.
Seperti Apple yang baru-baru ini membuat gebrakan ketika mengumumkan akan mengadakan acara live streaming di pasar online Tmall China selama festival belanja tahunan "618" di negara itu.
Apple bukan satu-satunya perusahaan yang menggelar live streaming tanpa jualan produk. Pesepakbola profesional Argentina Lionel Messi membintangi streaming yang muncul di Kuaishou dan di e-marketplace Taobao Alibaba selama sepekan dalam rangkaian festival belanja 618.
Sekedar informasi, "618" adalah singkatan dari 18 Juni, tanggal pendirian operator e-commerce JD.com pada tahun 1998.
Meskipun siaran langsung Taobao Messi menampilkan iklan, tidak ada kesempatan konsumen untuk mengklik dan membeli produk apa pun. Ini menunjukkan bahwa tujuan utama streaming hanya menarik konsumen agar mengunjungi aplikasi Taobao.
Tanda lain dari pergeseran tren live commerce berasal dari teknologi itu sendiri.
Selama akhir acara belanja 618, aplikasi belanja online JD.com menampilkan karakter wanita buatan komputer yang melakukan streaming langsung tentang produk segar, seperti ceri dan buah persik.
Ada pesan muncul selama streaming menjelaskan produk yang dimasukkan penonton ke keranjang belanja virtual mereka.
Karakter tersebut adalah salah satu dari lebih dari 100 host virtual yang disediakan untuk pedagang oleh departemen cloud JD.com selama penjualan 618.
Acara live yang menggunakan karakter bukanlah hal baru. Tapi cara baru ini dirancang agar lebih menyerupai manusia sungguhan.
Menurut JD.com, jumlah pendapatan yang melibatkan host virtual naik hampir 400% selama penjualan terbaru dibandingkan live sebelumnya di bulan November.
Meski demikian, satu saluran penjualan tetap aktif sepanjang waktu dengan menggunakan kombinasi host virtual dan manusia.
Penayangan untuk streaming langsung Taobao dan Tmall meningkat 43% selama penjualan 618. Dengan pembeli China dikatakan tumbuh semakin pragmatis, platform e-commerce diharapkan terus mengeksplorasi peluang baru dalam live commerce.
Penonton jualan melalui live streaming melampaui 750 juta penonton pada bulan Desember. Menurut perusahaan riset China Wind. ini mewakili 70% pengguna internet China.
Pasar live di ecommerce atau platform lain mendulang lebih dari 1,2 triliun yuan pada 2021, menurut iResearch. Konsultan Cina memperkirakan pasar ini akan tumbuh 1,8 kali lipat pada tahun 2025.
(fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setahun Gabung, Tokopedia TikTok Shop Klaim Punya 200 Juta Pengguna
