Astronaut NASA Menangis Sedih Melihat Bumi dari Luar Angkasa

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
04 July 2023 19:30
This view shows the augmented target docking adapter (ATDA) made from the Gemini 9 space capsule by astronauts Thomas Stafford and Eugene Cernan, June 3, 1966.  (AP Photo)
Foto: Pesawat Antariksa Kapsul Gemini 9 (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bumi dapat terlihat dari luar angkasa. Anehnya, hal ini membuat seorang astronot menangis. Kenapa?

Beberapa waktu lalu, Megan McArthur, menangis melihat Bumi dari stasiun antariksa Internasional Space Station (ISS).

Astronot NASA itu mengungkapkan hal menyedihkan saat dirinya melihat bumi dari luar angkasa.

Hal menyedihkan itu karena ada dampak perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi di planet Bumi. McArthur sedih karena ia melihat ada kebakaran di beberapa wilayah di Bumi.

Salah satu kebakaran hutan yang terlihat di wilayah Amerika Selatan. Ia menyampaikan testimoninya dalam sebuah wawancara dengan Insider.

"Kami sangat sedih melihat kebakaran di sebagian besar Bumi, bukan hanya Amerika Serikat," ujar McArthur, dikutip dari Insider, Selasa (4/7/2023).

Sebenarnya, dia mengatakan para ilmuwan telah memperingatkan kebakaran hutan itu. Untuk menyelesaikan persoalan ini, McArthur menyebut membutuhkan kerja sama dari seluruh komunitas global.

"Selama bertahun-tahun para ilmuwan dunia telah membunyikan bel alarm ini. Ini adalah peringatan bagi seluruh komunitas global. Butuh seluruh komunitas global untuk mengatasi tantangan ini," jelasnya.

Kebakaran hutan ini terjadi beberapa waktu lalu dan terlihat dari citra satelit berbentuk awan asap. Daerah yang mengalaminya tidak hanya AS, namun juga di Siberia, Yunani, Spanyol hingga Pacific Northwest.

Turki dikabarkan cukup terpukul karena bencana kebakaran itu. AS juga disebut melakukan upaya merekrut petugas kebakaran dengan jumlah cukup.

Sementara itu, hutan hujan di Brazil mengalami ancaman deforestasi. Simon Evans dari Carbon Brief mengatakan kejadian tersebut telah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir.

Sebagai informasi, deforestasi dilakukan agar lahan dapat digunakan sebagai misalnya pertanian, peternakan, bahkan kawasan tinggal atau perkotaan.

Kejadian di Brasil dijalankan kolonialis sebagai cara membuka lahan untuk menanam tanaman komersial seperti karet, gula, dan tembakau.

Ini dipercepat dalam paruh terakhir abad 20 yakni sebagai lahan peternakan sapi, perkebunan tanaman skala industri. Misalnya adalah kedelai, kelapa sawit dan penebangan.

Parahnya, terlihat dari foto udara, lahan terus berkurang dari waktu ke waktu. Amazon jadi lebih banyak melepaskan CO2 daripada menyerapnya dalam 10 terakhir.

Ancaman lainnya adalah 40% hutan juga berubah menjadi sabana kering. Ini terjadi jika hutan turun karena perubahan iklim. Sabana berada di wilayah dengan iklim sedang dan curah hujan lebih sedikit.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tangis Astronaut Pecah Lihat Bumi dari Antariksa, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular