Betulkah E-Commerce Masih Jadi Favorit UMKM dan Konsumen?

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Jumat, 30/06/2023 19:28 WIB
Foto: dok e-commerce

Jakarta, CNBC Indonesia - Peran e-commerce terhadap perekonomian dalam negeri sangat besar, terlebih seiring adanya perubahan perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keseharian. Hal ini pun membuat pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kian subur, dan mulai memanfaatkan platform jual beli online sebagai mesin pendorong bisnisnya, khususnya saat pandemi covid-19.

Namun, di tengah situasi ekonomi yang menantang dan mulai kembalinya transaksi offline di tahun 2022, pertumbuhan transaksi di platform digital seperti e-commerce sedikit menurun, jika dibandingkan pertumbuhan di 2021. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), transaksi e-commerce pada 2022 mencapai Rp 476,3 triliun atau tumbuh sekitar 18% dari 2021 yang mencapai Rp 401 triliun. Sementara pertumbuhan transaksi e-commerce di 2021 mencapai di atas 50%.

Kendati demikian, tidak dipungkiri peran e-commerce masih sangat besar terhadap perekonomian. Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan 1 2023 tumbuh sebesar 5,03% yang salah satunya ditopang oleh konsumsi rumah tangga.


Kepala LPEM FEB UI, Chaikal Nuryakin mengungkapkan pada periode 2022 banyak masyarakat yang menahan konsumsinya karena masih berlangsungnya pandemi Covid-19 serta adanya berbagai ancaman ekonomi global.

Namun lanjutnya, platform teknologi masih banyak diandalkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"Tahun 2022, masyarakat secara umum masih menahan konsumsi, terlihat dari indeks pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih lebih rendah dari periode sebelum pandemi. Namun demikian, platform teknologi telah menjadi pilihan masyarakat untuk konsumsi. Sehingga, mitra ekosistem teknologi pendapatannya tetap konsisten atau meningkat," ujar Chaikal beberapa waktu lalu.

Hal tersebut membuktikan bahwa ekonomi digital dipercaya masih menjadi salah satu sektor yang berperan penting menjadi penggerak ekonomi di Indonesia, terutama pada layanan e-commerce. Hal ini tidak mengherankan mengingat Indonesia menjadi salah satu negara 10 besar dunia dengan pertumbuhan e-commerce paling pesat.

Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pernah mengungkap bahwa transaksi e-commerce pada 2021 lalu nilainya mencapai US$53 miliar. Jumlah ini diprediksi akan meningkat sampai US$104 miliar pada 2025, dengan level pertumbuhan 18%.

Tingginya nilai transaksi ini jelas sangat menjanjikan untuk kelangsungan hidup dan bisnis para merchant di platform-platform e-commerce, misalnya saja para pelaku UMKM di e-commerce Tokopedia.

Data riset LPEM FEB UI menunjukan, pendapatan penjual Tokopedia secara keseluruhan tetap konsisten di tahun 2022 dengan rata-rata sekitar Rp 10 juta per bulan. Jika dirinci lebih lanjut, untuk penjual Tokopedia lama (penjual yang sudah bergabung sebelum integrasi GoTo) membukukan pendapatan rata-rata sebesar Rp 10.7 juta per bulan.

Sementara penjual baru (penjual yang sudah bergabung sesudah integrasi GoTo) meraih pendapatan rata-rata sebesar Rp 7.8 per bulan di tahun 2022. Data tersebut didapatkan berdasarkan riset terhadap 1.132 pedagang di Tokopedia.

Hal tersebut dinilai baik, melihat berakhirnya era pandemi membuat masyarakat perlahan berbelanja secara langsung di toko (offline), tanpa menghilangkan kebiasaan mereka berbelanja online yang dinilai lebih mudah.

Lebih lanjut, riset tersebut juga menunjukkan bahwa Tokopedia secara konsisten membantu UMKM terhadap akses keuangan melalui pinjaman produktif. Adapun persentase kuantitas jumlah pinjaman yang diterima oleh penjual Tokopedia meningkat di tahun 2022 mencapai 83,2% dengan jenis pinjaman yang paling banyak digunakan oleh Tokopedia adalah pinjaman produktif secara online yakni sebesar 10,83% dari total responden.

Temuan menarik lainnya adalah terkait ekosistem GoTo yang inklusif dan mudah digunakan (rendah hambatan) sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Menurut Chaikal, sebuah platform yang inklusif dan rendah hambatan membuat peluang lebih setara bagi masyarakat dari berbagai kelompok, mendorong interaksi yang lebih kaya, keterwakilan yang lebih adil, mendorong adanya solusi berkelanjutan, serta pada akhirnya pertumbuhan ekonomi.

Melalui berbagai macam program yang dilakukan saat atau pun pasca pandemi, platform-platform e-commerce seperti Tokopedia secara berkelanjutan terus membantu pelaku usaha yang sebagian besarnya adalah UMKM untuk terus mendapatkan pendapatannya secara konsisten.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pajak e-Commerce, Siapa Untung Siapa Buntung?