Dokumen Rahasia Ungkap Bos ChatGPT Ternyata 'Main Belakang'
Jakarta, CNBC Indonesia - CEO OpenAI, Sam Altman, beberapa bulan terakhir mengadakan roadshow ke ibu kota berbagai negara dan menjadi pembicara di depan ratusan orang. Ia juga melakukan pertemuan dengan kepala pemerintahan, dan berulang kali berbicara tentang perlunya regulasi AI global.
Namun di balik layar, OpenAI telah melobi undang-undang AI paling komprehensif di dunia, yakni Undang-Undang AI dari Uni Eropa. Ia melobi pemerintah Eropa agar 'dipermudah' dengan cara mengurangi beban peraturan untuk perusahaan.
Informasi ini terungkap dari dokumen tentang negosiasi OpenAI dengan pejabat Uni Eropa yang diperoleh TIME dari Komisi Eropa melalui permintaan kebebasan informasi.
OpenAI mengusulkan amandemen yang kemudian dimuat dalam draf akhir undang-undang yang telah disetujui oleh Parlemen Eropa pada 14 Juni lalu. Saat ini, proses akan dilanjutkan ke putaran final negosiasi sebelum regulasi ditetapkan pada Januari 2024.
Pada tahun 2022, OpenAI berulang kali berargumen kepada pejabat Uni Eropa bahwa Undang-Undang AI yang akan datang tidak boleh mempertimbangkan sistem AI secara umum, termasuk GPT-3, pendahulu ChatGPT.
Mengutip TIME, argumen itu membuat OpenAI sejalan dengan Microsoft, yang telah menginvestasikan US$13 miliar untuk pengembangan AI. Microsoft dan Google sebelumnya telah melobi pejabat Uni Eropa untuk mendukung pelonggaran beban regulasi UU bagi penyedia layanan AI.
Kedua perusahaan berpendapat bahwa beban aturan UU yang ketat atas penerapan AI seharusnya cuma berlaku bagi penggunaan teknologi tersebut untuk hal-hal berisiko tinggi. Misalnya kebutuhan militer.
Perusahaan yang membangun sistem AI secara umum untuk masyarakat luas semestinya tak perlu dibatasi dengan UU yang ketat.
"Pada dasarnya, GPT-3 bukanlah sistem berisiko tinggi," kata OpenAI dalam dokumen tujuh halaman yang sebelumnya tidak dipublikasikan. Dokumen itu dikirim ke pejabat Komisi Eropa pada September 2022, berjudul Buku Putih OpenAI tentang Undang-Undang Kecerdasan Buatan Uni Eropa.
Upaya melobi oleh OpenAI di Eropa ini belum pernah dilaporkan sebelumnya, meskipun Altman belakangan tampak lebih vokal tentang UU tersebut.
Pada Mei lalu, dia mengatakan kepada media di London bahwa OpenAI bisa memutuskan berhenti beroperasi di Eropa jika dibebankan aturan yang rumit.
Dia kemudian mencabut peringatan itu dengan mengatakan perusahaannya tidak punya rencana untuk pergi dan berniat untuk bekerja sama dengan Uni Eropa.
Upaya lobi OpenAI tampaknya berhasil. Draf akhir UU dari Uni Eropa tidak memuat kata-kata yang ada dalam draf sebelumnya, yang menunjukkan bahwa sistem AI harus dianggap berisiko tinggi secara umum.
(fab/fab)