Cerita Lengkap China Blokir Chip AS, Tarik Ulur Korsel-Taiwan

Redaksi, CNBC Indonesia
17 June 2023 15:00
perang dagang
Foto: Presiden Donald Trump menyampaikan pidatonya di samping bendera AS dan China saat dia dan Presiden Cina Xi Jinping bertemu. REUTERS/Damir Sagolj/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) tiada habisnya. Belakangan kondisi geopolitik antara kedua negara kembali memanas pasca ada balon misterius China yang diduga mata-mata masuk ke wilayah AS.

Di sektor teknologi, adu blokir layanan internet hingga komponen elektronik pun makin kencang. Terbaru, China memblokir produk chip dari raksasa AS Micron Technology. Berikut kronologi lengkapnya, dirangkum CNBC Indonesia, Sabtu (17/6/2023).

AS Hasut Belanda dan Jepang

AS lebih dulu membatasi pergerakan industri semikonduktor China. Bahkan, AS berhasil meyakinkan Belanda dan Jepang untuk melakukan hal serupa.

Axios melaporkan AS memiliki kesepakatan dengan Belanda dan Jepang untuk membatasi penjualan komponen pembuatan chip ke China. Laporan tersebut berasal dari Center for Strategic and International.

Langkah tersebut bakal membuat China menemui jalan buntu. Pasalnya, Jepang dan Belanda mengendalikan pasar untuk litografi, alat untuk membuat chip.

China Blokir Chip Micron

Selanjutnya, berdasarkan rekomendasi dari lembaga intelijen pemerintah, otoritas China memutuskan memblokir chip Micron Technology yang merupakan raksasa asal AS.

Tahun lalu, Micron mengantongi 11% dari total pendapatannya dari China. Angka itu setara dengan US$ 30,8 miliar. Adapun portofolio produk mereka mencakup DRAM, memori flash NAND, dan SSD.

Beberapa klien besar Micron di China adalah Lenovo, Xiaomi, Inspur Electronics Information, ZTE, Coolpad, China Electronics Corp, dan Oppo.

AS Bikin Korsel Galau

Pemblokiran China untuk perusahaan AS sejatinya bisa dimanfaatkan oleh raksasa semikonduktor Korsel (Samsung Electronics, SK Hynix) untuk mengambil klien-klien besar Micron.

Namun, AS sudah wanti-wanti agar Korsel dan Taiwan tidak ambil kesempatan. Upaya ini untuk menciptakan senjata makan tuan bagi China. Mulanya, Korsel menolak untuk patuh.

Akan tetapi, posisi Korsel serba-salah. Pasalnya, kelanjutan operasional bisnis Korsel di China bergantung pada lisensi yang dijamin oleh Washington.

Korsel selama ini menjalin hubungan baik dengan AS. Jika maruk, tak menutup kemungkinan AS akan mempersulit ruang gerak bisnis Korsel di masa mendatang.

Jika Korsel menolak menggantikan posisi Micron di China, bisa jadi negeri yang dikuasai Xi Jinping tersebut bakal melayangkan penalti. Namun, jika mengisi posisi Micron, AS tentu akan bertindak tegas.

Amerika Mengalah, Korsel-Taiwan Bisa Lega

Sepertina AS menyadari perang China yang tak bisa disepelekan. Terbaru, AS mengizinkan raksasa Korsel dan Taiwan (TSM) untuk melanjutkan kerja sama dengan China.

Sebelumnya, pada Oktober lalu, AS secara tegas meminta Korsel dan Taiwan membatasi kemitraan dengan China. Namun, karena sudah terlanjur berinvestasi miliaran dollar, AS mengeluarkan waktu pengecualian selama 1 tahun untuk Korsel dan Taiwan di China.

Kini, AS mengatakan bakal memperpanjang waktu pengecualian 1 tahun itu. Dengan demikian, Korsel dan Taiwan bisa bernapas lega untuk melanjutkan bisnis dengan China setelah Oktober tahun ini.

Sebagai informasi, Korsel dan Taiwan mau tak mau tunduk pada AS karena keduanya bergantung pada peralatan teknologi yang dikembangkan manufaktur AS, Belanda, dan Jepang. Sebelumnya, Belanda dan Jepang sudah sepakat mendukung penuh langkah AS.

Korsel menjadi negara yang diterpa dilema paling besar. Di satu sisi, Korsel selama ini menjalin hubungan baik dengan AS. Namun, China adalah pasar ekspor terbesar Korsel untuk sektor semikonduktor.

Selain itu, Korsel juga perlu hati-hati dengan China. Sebab, China memiliki hubungan dekat dan pengaruh besar ke Korea Utara (Korut) yang merupakan 'musuh' Korsel.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular