Bos ChatGPT Terang-Terangan Minta Tolong ke Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Sam Altman, CEO OpenAI sekaligus pencipta layanan populer ChatGPT terang-terangan minta bantuan ke Indonesia. Hal itu ia sampaikan dalam kunjungannya ke Tanah Air, di sela-sela sesi tanya jawab di Jakarta, Rabu (14/6) kemarin.
Ia mengatakan OpenAI ingin meningkatkan performa layanan ChatGPT untuk dukungan Bahasa Indonesia. Hanya saja, pihaknya tak bisa melakukan itu lantaran tak memiliki akses ke dataset Bahasa Indonesia untuk melatih sistemnya.
"Kami butuh bantuan untuk mewujudkannya [dukungan Bahasa Indonesia yang mumpuni]. Jika Indonesia menyediakan dataset yang bisa kami gunakan, kami akan sangat senang," kata dia dalam sesi tanya-jawab, dikutip dari siaran langsung via YouTube.
Lebih lanjut, ia sesumbar bahasa pemodelan ChatGPT sudah berevolusi dari sejak pertama kali diciptakan. Dimulai dari basis GPT-3, GPT-3.5 dan yang terbaru GPT-4.
"Kami sangat ingin meningkatkan kemampuan dari segi bahasa. Kami ingin versi GPT 5 menjadi sangat cerdas dalam semua bahasa," ujarnya.
Sebagai informasi, ChatGPT adalah platform pencarian informasi dan inspirasi, di mana Anda bisa meminta bantuan apa saja dan direspons dengan bahasa 'manusia'.
Hal itu dimungkinkan bahasa pemodelan GPT yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Sistem AI akan terus belajar dari database besar yang merekam pola komunikasi manusia.
Untuk itu, jika pemerintah RI atau pihak swasta menyediakan dataset yang bisa diolah dan dilatih ke GPT buatan OpenAI, maka kemampuan platform dalam mengakomodir Bahasa Indonesia akan lebih baik.
Kunjungan Altman ke Indonesia merupakan rangkaian dari 'World Tour' untuk mempromosikan AI, sekaligus berbincang langsung dengan pengguna ChatGPT dan para pengembang (developer). Hal ini ia umumkan pertama kali lewat akun Twitter personalnya pada Maret 2023.
Adapun negara-negara yang ia kunjungi adalah Kanada (Toronto), Brasil (Rio), Nigeria (Lagos), Spanyol (Madrid), Belgia (Brussels), Jerman (Munich), Inggris (London), Perancis (Paris), Israel (Tel Aviv), Uni Arab Emirat (Dubai), India (New Delhi), Singapura, Indonesia (Jakarta), Korea Selatan (Seoul), Jepang (Tokyo), serta Australia (Melbourne).
Altman juga mengatakan maksud 'blusukan' ke berbagai belahan dunia adalah untuk bertemu dengan para pemangku kebijakan. Ia mendorong agar seluruh negara dunia berkolaborasi untuk membentuk lembaga khusus yang mengawasi pengembangan AI.
ChatGPT yang diperkenalkan pada November 2022 sontak menghebohkan industri teknologi. Dalam waktu 2 bulan, layanan itu sudah meraup 100 juta pengguna aktif.
Nama Altman pun langsung menjadi headline di media. Namun, popularitas itu disertai dengan banyak kontroversi.
ChatGPT dianggap membawa risiko fatal bagi peradaban manusia. Antara lain terkait peningkatan pengguran karena digantikan chatbot AI, hingga maraknya disinformasi.
Altman menyadari hal ini. Karena itu, ia merekomendasikan lembaga khusus tersebut berfungsi seperti IAEA, yakni badan internasional yang mengawasi penggunaan nuklir.
(fab/fab)