Nadiem Soroti Nasib Guru RI Terancam, Bos ChatGPT Jawab Ini

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Rabu, 14/06/2023 11:09 WIB
Foto:

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI Nadiem Makarim mempertanyakan soal dampak ChatGPT dan teknologi kecerdasan buatan (AI) ke dunia pendidikan.

Pasalnya, teknologi revolusioner tersebut dikhawatirkan akan menggantikan peran guru. Hal ini, menurut Nadiem, membuat banyak guru di Indonesia cemas.

"Teknologi ini membuat guru-guru ketakutan karena penilaian kuantitas dan kualitas dalam proses belajar-mengajar akan tertantang dengan kehadiran teknologi ini. Sistem pendidikan memang perlu beradaptasi, namun bagaimana tanggapan Anda?," Nadiem bertanya langsung kepada CEO OpenAI sekaligus pencipta ChatGPT Sam Altman, dalam sesi tanya-jawab yang berlangsung hari ini, Rabu (14/6/2023), di Jakarta.


Menanggapi hal tersebut, Altman mengatakan setiap perkembangan teknologi memang akan mengubah sistem pendidikan secara drastis. Ia mencontohkan penemuan kalkulator dan mesin pencari sudah berkontribusi terhadap perubahan sistem pendidikan di masa lampau.

Conversation with Sam Altman', Jakarta, Rabu (14/6/2023). (CNBC Indonesia/Ferry Sandria)" title="Nadiem Makarim dalam acara 'Conversation with Sam Altman', Jakarta, Rabu (14/6/2023). (CNBC Indonesia/Ferry Sandria)" />Foto: Nadiem Makarim dalam acara 'Conversation with Sam Altman', Jakarta, Rabu (14/6/2023). (CNBC Indonesia/Ferry Sandria)
Nadiem Makarim dalam acara 'Conversation with Sam Altman', Jakarta, Rabu (14/6/2023). (CNBC Indonesia/Ferry Sandria)

"Polanya mirip dengan perkembangan teknologi sebelumnya. Guru-guru bisa mencari fakta dan informasi dari Google. Sekarang, dengan kehadiran AI, para guru juga bisa memanfaatkan tool yang bermanfaat dalam proses belajar-mengajar," ia menjelaskan.

Altman mengimbau agar para guru tak takut dengan perubahan zaman dan teknologi baru. Justru, teknologi AI perlu dilihat sebagai alat yang mempermudah pekerjaan mereka.

"Potensinya akan lebih besar. Mereka bisa menggunakan kreativitas mereka untuk meningkatkan proses edukasi," ujarnya.

Altman juga bercerita soal penolakan ChatGPT di sekolah-sekolah di Amerika Serikat (AS) saat awal platform itu booming. Namun, seiring berjalannya waktu, ChatGPT akhirnya diterima dan justru digunakan untuk mempermudah kegiatan di sekolah.

"Ini adalah cara manusia berkembang," ia menuturkan.

Kunjungan Altman ke Indoensia merupakan bagian dari tur keliling dunia yang ia gelar untuk mempromosikan teknologi AI. Beberapa negara yang dikunjungi adalah Inggris, Perancis, Israel, China, India, Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Indonesia.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adopsi Teknologi Tinggi, Infrastruktur Digital Makin Diperkuat