Pria Jerman Jarang Kencing Berdiri, Ada Alasan Kesehatannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Satu-satunya negara yang mayoritas populasi prianya buang air kecil duduk adalah Jerman. Sekitar 60 persen pria di Jerman selalu memilih kencing duduk daripada kencing berdiri.
Pria Jerman tetap memilih untuk kencing duduk meskipun di kosakata bahasa Jerman, ada sebutan khusus untuk pria yang kencing duduk, yaitu "sitzpinkler".
Namun ternyata, penelitian menunjukkan bahwa kencing berdiri tidak sehat dibandingkan dengan buang air kecil dalam posisi duduk.
Menurut hasil survei YouGov, yang dikutip oleh IFLScience, sebagian besar pria di 13 negara mengaku selalu kencing berdiri.
Kebiasaan pria di Jerman bertolak belakang dengan pria di Amerika Serikat dan Singapura. Hanya 23 persen pria di AS yang lebih suka kencing duduk di toilet. Pria yang lebih suka kencing duduk di Singapura hanya 20 persen.
Faktanya, padahal, urologis menyatakan bahwa kencing berdiri tidak sehat dibanding kencing duduk. Selain itu, kencing duduk lebih higienis karena bekas buang air kecil tidak tepercik ke mana-mana.
Gerald Collins dari Alexandra Hospital menyatakan kepada Telegraph kencing duduk lebih cepat dan lebih mudah mengosongkan kandung kemih, karena tubuh ada di posisi yang santai.
Selain itu, posisi duduk juga makin sehat seiring pria bertambah usia. Makin tua, potensi prostat membesar makin mengancam. Pria yang mengidap kondisi ini bakal sulit mengosongkan kandung kemihnya sehingga rentan dari infeksi saluran kandung kemih dan batu ginjal.
Studi yang membandingkan antara pria yang terbiasa kencing berdiri dan duduk yang mengidap gejala saluran kemih bawah atau Lower Urinary Tract Sympotms (LUTS), menunjukkan bahwa posisi duduk memperlancar aliran kencing.
"Kami menyimpulkan bahwa posisi duduk adalah posisi terbaik untuk pria yang punya masalah buang air kecil, karena prostat yang membesar. Di pria yang sehat, tidak ada perbedaan ditemukan. Ini penting, karena sisa air seni di saluran kemih bisa menimbulkan banyak komplikasi," kata Collins.
Meskipun saat ini perbedaan menyolok hanya ditemukan di pria yang prostatnya membesar, sekitar 90 persen dari pria di usia 80-an mengidap kondisi ini. Oleh karena itu, ada baiknya membiasakan sejak dini.
(fab/fab)