
Edutech Jadi Solusi Permasalahan Pendidikan Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendidikan Indonesia saat ini masih berada di peringkat ke 67 dari 209 negara di dunia. Hal ini jelas menunjukkan pendidikan Indonesia masih belum bisa bersaing dengan banyak negara di dunia dalam memajukan Sumber Daya Manusia(SDM). Padahal, Indonesia memiliki demografi yang bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai terobosan.
Founder of Sekolah.mu, Najeela Shihab mengatakan ekosistem pendidikan Tanah Air masih memiliki banyak permasalahan dan tantangan. Hal ini dikatakannya pada Sesi Expert Talks hari ke-2 NextDev Summit 2023, Kamis (8/6/2023).
Najeela merangkumnya menjadi 3 masalah utama. Pertama, isu kesenjangan. Kesenjangan tersebut meliputi kesenjangan kualitas antar sekolah dan kesenjangan kualitas guru antara satu sekolah dengan sekolah lain. Hal itulah yang menyebabkan adanya sistem sekolah favorit yang seharusnya kurang ideal untuk diterapkan.
"Itu terasa ada sekolah favorit, begitu melihat kondisi (sekolah) yang lain betul-betul beda banget. Di dalam satu sekolah yang sama pun, satu kelas IPA atau IPS, bisa banget dapat beda guru yang beda kualitas," ujarnya dalam NextDev Summit 2023.
Di permasalahan pertama ini, Najeela menuturkan bahwa peran kemajuan teknologi, khususnya Education Technology (Edutech), dapat menjadi sarana yang efektif untuk memastikan sekolah dan guru memiliki kualitas yang sama. Contohnya saja, melalui teknologi, satu guru yang berkualitas bisa mengajar ke berbagai sekolah secara virtual, dengan begitu setiap murid tidak mendapat perbedaan kualitas.
Permasalahan kedua adalah stakeholder, yang mana berkaitan dengan peran dan kepercayaan orang tua. Menurut Najeela, seringkali orang tua masih skeptis terhadap peran edutech dalam sistem pembelajaran anaknya.
"Kalau dilihat pasar Edutech Indonesia sekarang itu banyak orang (tua) yang justru masih terasa terancam sama tech, atau melihat 'anak saya tuh belajar beneran gak sih kalau pakaiĀ edutech', dibanding yang pake seragam masuk sekolah. Padahal kalau dia kita kasih program (edutech), kualitas murid jadi bagus," jelasnya.
Kemudian permasalahan yang ketiga adalah banyak lulusan yang kadang tidak sesuai atau jarang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri.
"Kita lihat yang namanya mix and match antara lulusan dari kampus, lulusan sekolah dengan kebutuhan industri dan usaha itu juga cerita lama yang sudah puluhan tahun diulang-ulang di ekosistem tapi belum ada satupun solusi yang bisa mengatasi hal itu," tambah Najeela.
Itulah kenapa Najeela bersama Sekolah.mu yakin dapat membawa solusi edutech yang mumpuni karena pihaknya menerapkan sistem blended learning untuk berbagai tingkatan pendidikan, termasuk menciptakan end to end education dan talent solution.
Sekolah.mu hanya menjadi salah satu contoh satu bisnis yang bisa mengakselerasi kehidupan rakyat Indonesia menjadi lebih baik melalui teknologi. Hal ini juga yang membuat Telkomsel sebagai leading digital telco kembali menggelar program tahunan NextDev Summit 2023 untuk mempertegas komitmennya dalam mendukung perkembangan bisnis digital dan startup Tanah Air
Di tahun ke-8 penyelenggaraannya, NextDev hadir dengan 4 trek utamanya, yakni Gaming, Health & Education, Tourism & Creative Economy, serta Green & Clean Tech. Trek edukasi salah satu fokus trek di finalis NextDev 2023.'
Najeela pun turut mengapresiasi Telkomsel atas kehadiran NextDev 2023 ini. Menurutnya NextDev menjadi event yang sangat positif karena memperkenalkan pentingnya peran teknologi untuk menjadi solusi atas banyak masalah yang sedang dihadapi di Indonesia.
"Kita memang butuh banyak inovator untuk menyelesaikan masalah-masalah ini, dan sama seperti yang kita percaya di Sekolah.mu bahwa teknologi jangan jadi ancaman dan penghambat, tapi jadi tools yang mengakselerasi upaya-upaya kita menyelesaikan masalah ini," pungkasnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NextDev Summit 2023 Digelar, Telkomsel Hadirkan Ini