
Databiota, Finalis NextDev yang Mampu Jaga Ekologi

Jakarta, CNBC Indonesia - Telkomsel sebagai perusahaan digital telekomunikasi terkemuka di tanah air lagi-lagi menunjukkan tajinya dalam mendukung perusahaan rintisan atau startup Tanah Air. Hal ini dibuktikan Telkomsel melalui penyelenggaraan program NextDev yang sudah masuk tahun ke-8 penyelenggaraannya.
Program NextDev tahun ke 8 ini telah memilih 12 startup terbaik dari tahap NextDev Talent Scouting 2022. Startup yang dipilih adalah yang dinilai bisa memberikan dampak positif secara berkelanjutan terhadap pertumbuhan ekonomi digital nasional.
Para startup tersebut nantinya berpotensi mendapatkan pendanaan dari Telkomsel melalui Tinc sebagai wadah pengembangan (akselerator) startup, Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), dan bergabung dengan ekosistem startup Indico Telkomsel.
Salah satu perusahaan rintisan yang siap bersaing demi akselerasi usaha dan pendanaan serta kolaborasi bersama Telkomsel yakni Databiota. Databiota merupakan perusahaan startup yang berfokus pada bioteknologi daur ulang emisi karbon dengan menggunakan data, teknologi & mikroorganisme, untuk mengubah karbon dioksida (CO2) di udara menjadi sumber protein berkelanjutan.
Startup yang termasuk dalam trek Green & Clean Tech ini bertujuan untuk memahami tanaman berkembang, melindungi ekosistem perairan serta menjaga dari bencana hidrometeorologi hingga upaya mengurangi karbon berlebih dalam upaya merawat ekologi untuk hari ini dan masa depan yang lebih baik.
Platform yang didirikan oleh pria bernama Indarto Neura ini juga memungkinkan untuk melakukan pemantauan, monitoring dan prediksi untuk kasus zoonosis (penyakit bakteri, virus, jamur, atau parasit dari hewan yang bisa menular ke manusia), penyakit menular, hama, hingga index vegetasi.
"Dari banyaknya permasalahan tersebut, kami tergerak untuk membentuk Databiota yang terdiri dari tim ahli epidemiologi, data science, software engineers, veterinary-animal health, agronomy, researchers, strategy development, dan artificial intelligence engineer," tulis Databiota dikutip dari situs resminya.
Databiota telah berkolaborasi dengan beberapa lembaga, antara lain Balai Veteriner Lampung, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Tanibox, Yayasan Anak Bangsa Bisa, AWS, Catalyst Changemakers, Swiss German University, dan NLR Indonesia.
Salah satu upaya dan kontribusi yang sudah dilakukan Databiota adalah membangun teknologi untuk monitoring kasus Zoonosis di Lampung. Dengan kolaborasi bersama BVet Lampung (Balai Veteriner Lampung), teknologi Databiota akan mengirimkan notifikasi jika akan terjadi outbreak (wabah zoonosis), melalui monitoring Avian Influenza/H5NI (Flu Burung), Anthrax, Brucella dan Rabies.
Solusi yang dihadirkan Databiota tidak hanya untuk monitoring kasus zoonosis saja, tetapi bisa untuk monitoring untuk ekologi secara umum. Seperti mengukur index vegetasi untuk memahami tanaman berkembang, sistem rekam medis kesehatan hewan pada petshop, rumah sakit hewan, maupun RPH (Rumah Potong Hewan).
Startup ini juga dapat melakukan pengawasan sampah maupun pencemaran limbah hingga upaya mengurangi karbon berlebih untuk merawat ekologi.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jalan 8 Tahun, Telkomsel NextDev Sukses Bantu 100 Startup
