TikTok Ternyata Curi Data Semua Orang, Bukan Cuma Pengguna!

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 29/05/2023 14:45 WIB
Foto: AP/Kiichiro Sato

Jakarta, CNBC Indonesia - Larangan TikTok di Amerika Serikat (AS) tidak akan menyelesaikan masalah keamanan nasional. Setidaknya begitu menurut laporan dari perusahaan keamanan siber Feroot.

Feroot mengungkap bahwa TikTok mengumpulkan data Anda, meski sudah menghapus aplikasi. Bahkan, bagi warganet yang belum pernah menginstal TikTok, aplikasi itu tetap bisa menyedot data. 

"TikTok dapat hadir di situs web di hampir semua sektor, dalam bentuk piksel atau pelacak," kata laporan itu, dikutip dari ABC News, Senin (29/5/2023).


"Dalam banyak kasus, piksel atau pelacak otomatis berjalan. Sistem pelacak ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemilik situs web," laporan tersebut melanjutkan.

Mulai dari website maskapai penerbangan hingga e-commerce bisa dipasangi sistem pelacak TikTok. Tak cuma itu, website pemerintah juga berisiko untuk ditanamkan piksel berupa kode yang dimuat ke perambah (browser).

Adapun pengumpulan data yang dimaksud mencakup nama pengguna dan kata sandi, informasi kartu kredit dan perbankan, serta detail tentang kesehatan pribadi.

Feroot mengatakan bahwa website yang perlu login dan autentikasi mungkin mengira layanannya sudah aman. Padahal, piksel TikTok tetap bisa menyusup ke data pribadi pengguna website. 

Lebih lanjut, Feroot menyebut piksel TikTok menransfer data ke lokasi di seluruh dunia, termasuk China dan Rusia. Proses transfer data ini seringkali sebelum pengguna memiliki kesempatan untuk menerima cookie atau memberikan persetujuan.

TikTok Bukan Satu-satunya Layanan yang Curi Data

TikTok bukan satu-satunya perusahaan yang menyebar pikselnya di jagat maya. Laporan tersebut menemukan Google, Meta, dan Microsoft, juga menggunakan pelacak ini.

TikTok sendiri sesumbar bahwa sejak Juni 2023, semua data pengguna AS yang baru telah dialihkan ke cloud Oracle.

Juru bicara TikTok mengatakan hal tersebut sebagai upaya sang raksasa teknologi untuk memastikan layanannya aman di AS. 

"Cara terbaik untuk mengatasi kekhawatiran tentang keamanan nasional adalah dengan perlindungan data dan sistem pengguna AS yang transparan dan berbasis di AS, dengan pihak ketiga yang kuat. -pemantauan pihak, pemeriksaan dan verifikasi, yang sudah kami terapkan," ia menuturkan.

TikTok mengatakan akan terus menjalankan rencana yang disebut "Project Texas" untuk melindungi data pengguna AS saat mengevaluasi posisi administrasi.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Perpanjang Batas Waktu ByteDance Divestasi TikTok di AS