Pemilu 2024 Bisa Kacau Jika Teknologi Baru Ini Dibiarkan Liar

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
24 May 2023 08:50
Pejabat membawa bahan pemilu untuk didistribusikan di Pekalongan, provinsi Jawa Tengah, Indonesia, 16 April 2019. (Antara Foto / Harviyan Perdana Putra / via REUTERS)
Foto: Pejabat membawa bahan pemilu untuk didistribusikan di Pekalongan, provinsi Jawa Tengah, Indonesia, 16 April 2019. (Antara Foto / Harviyan Perdana Putra / via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang pemilu tahun depan, masyarakat hingga pemerintah perlu bersiap menghadapi ancaman baru. Bukan lagi terkait ancaman di dunia nyata, melainkan ada risiko dari teknologi di dunia maya.

Kekhawatiran soal kacaunya pemilu pernah diungkapkan oleh CEO OpenAI, Sam Altman belum lama ini. Menurutnya kecerdasan buatan (AI), teknologi yang juga membangun platform buatan OpenAI bernama ChatGPT, berpotensi mengganggu integritas pemilu.

"Saya cemas," katanya merespons pertanyaan soal pemilu dan AI, di depan Senat AS, dikutip dari Reuters, Rabu (24/5/2023).

Altman juga mendorong pemerintah untuk meregulasi AI. Dengan begitu bisa membangun kepercayaan masyarakat selama pemilu berlangsung.

Seperti Indonesia, Amerika Serikat (AS) juga tengah bersiap menggelar pemilihan presiden tahun 2024 mendatang. Tensi musim pemilu pun juga mulai meninggi melihat banyaknya konten viral di media sosial terkait tokoh politik negara tersebut.

"Soal pemilu, misalnya, saya sempat melihat foto mantan Presiden Donald Trump diborgol oleh polisi New York dan itu viral di media sosial," kata senator AS, Mazie Hirono. Dia juga bertanya bahaya berita bohong di pemilu pada Altman.

Altman sendiri menekankan kreator yang menggunakan AI perlu mengungkapkan gambar yang diciptakan bukan foto asli. Sebelumnya dia juga pernah mengatakan pemerintah AS harus mempertimbangkan penerbitan izin dan kewajiban uji coba untuk perusahaan atau individu untuk mengembangkan model AI.

Seluruh model AI yang dapat digunakan untuk persuasi dan manipulasi juga diminta harus memiliki izin. Hasil karya tersebut dapat ditolak baik oleh perusahaan maupun individu, dengan datanya digunakan untuk melatih komputer AI. Altman menambahkan data yang ada di internet seharusnya dapat digunakan oleh siapapun.

Saat ini, ChatGPT, robot chat yang ditenagai kecerdasan buatan milik Open AI bisa bebas digunakan di RI. Google juga telah meluncurkan Bard, yang punya kemampuan serupa.

Selain robot chat, platform kecerdasan buatan yang bisa menciptakan foto rekayasa dan meniru suara tokoh politik juga bisa diakses.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketakutan Bos ChatGPT Pemilu Kacau Balau Dirusak AI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular