Geng Hacker Ransomeware Ngaku-ngaku Retas BSI

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
13 May 2023 07:14
Suasana nasabah saat menunggu layanan di Bank BSI di Kantor Cabang BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana nasabah saat menunggu layanan di Bank BSI di Kantor Cabang BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah akun twitter Fusion Intelligence Center atau @darktracer_int mengungkapkan bahwa geng hacker ransomware LockBit mengaku-aku sudah meretas layanan Bank Syariah Indonesia (BSI).

Dalam twitnya, @darktracer_int mengucapkan, geng hacker ransomware LockBit mengaku bertanggung jawab atas gangguan semua layanan di BSI. Bahkan, Ransomeware LockBite dinilai sudah mencuri data 15 juta nasabah BSI

"(Geng Hacker Ransomware LockBit) menyatakan bahwa itu adalah akibat dari serangan mereka. Mereka juga mengumumkan telah mencuri 15 juta catatan pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabyte data internal. Mereka selanjutnya mengancam akan merilis semua data di web gelap jika negosiasi gagal," ungkap akun @darktracer_int, dikutip Sabtu (13/5/2023).

Sebagaimana diketahui, pada awal pekan ini layanan ATM dan Mobil Banking milik BSI tidak bisa digunakan. Namun, per Kamis (11/5/2023) kemarin, layanan tersebut sudah bisa digunakan oleh seluruh nasabah.

Manajemen perusahaan sebelumnya juga membeberkan serangan siber yang membuat layanan perbankan BSI terganggu sejak Senin. Direktur Utama BSI, Hery Gunadi, dalam konferensi pers, menyatakan bahwa perusahaan masih menyelidiki dugaan serangan siber atas BSI. Peristiwa ransomware masih perlu pembuktian lebih lanjut lewat audit dan forensik digital.

Manajemen BSI juga terus berkoordinasi dengan regulator termasuk OJK dan pemegang saham. Ia menegaskan bahwa serangan siber ke korporasi memang makin gencar. Menurutnya data Google menyatakan ada 9.000 percobaan serangan siber per hari dalam 10 hari terakhir.

"BSI menyadari adanya risiko keamanan siber. Oleh karena itu, kami meningkatkan siber sekuriti sejalan dengan regulator," ia menerangkan.

"Pada hari ini 11 Mei, seluruh layanan cabang ATM dan mobile banking sudah kemabli normal, sekarang sudah bisa dipakai untuk transaksi," kata Direktur Utama BSI, Hery Gunadi, dalam konferensi pers, Kamis (11/5/2023).

BSI pun menegaskan pihaknya selalu mengikuti aturan pemerintah, serta menjaga data nasabah dan perusahaan secara keseluruhan. "BSI punya SPO keamanan siber yang dibuat berdasarkan POJK11/03/2022, di mana bank berkewajiban meningkatkan standar prosedur tentang kelola operasional keamanan siber," ia menuturkan.

Hery mengungkapkan bahwa perusahaan mengeluarkan belanja modal teknologi informasi (IT) hingga Rp 600 miliar untuk tahun 2023. "Tahun ini [belanja modal IT] Rp 580 hingga Rp 600 miliar," sebut Hery dalam konferensi pers Bank BSI yang digelar di Wisma Mandiri, Kamis (11/5/2023).

Anggaran besar tersebut dibelanjakan karena mayoritas transaksi sudah dilakukan secara daring baik lewat ATM maupun mobile banking.

"Kita sadar BSI sekarang 96% hingga 97% itu sudah melalui IT channel, ada ATM, mobile banking. Jadi kita memang harus mencurahkan budget yang cukup untuk pengembangan teknologi baik dari sisi hardware dan software," lanjut Hery.

Hery juga menyebutkan tahun lalu anggaran belanja modal IT Bank BSI hanya Rp 280 miliar atau mengalami peningkatan lebih dari 100%. Secara spesifik kenaikan belanja modal IT Bank BSI dapat mencapai 115%.

"Jadi kelihatan kan lompatannya pertambahannya Rp 300 miliar, ini memang upaya kita terus menjaga dan [mengembangkan] agar IT kita solid, maju dan modern," pungkas Hery.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Gang Hacker Ransomeware Akui Retas Layanan BSI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular