Hari Raya Idul Fitri Tanggal Berapa? Ini Penjelasan Astronom

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
14 April 2023 09:20
Pengamatan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan (AP/Achmad Ibrahim)
Foto: Pengamatan hilal untuk menentukan 1 Ramadhan (AP/Achmad Ibrahim)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaksanaan Idul Fitri tahun ini kemungkinan akan berbeda. Hal tersebut akan berbeda dengan penetapan awal bulan Ramadan yang sama yakni pada 23 Maret 2023.

Potensi tersebut karena posisi Bulan di Indonesia pada maghrib tanggal 20 April 2023 belum memenuhi kriteria baru MABIMS. Kriteria tersebut adalah tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Sementara itu posisi bulan saat itu telah memenuhi kriteria wujudul hilal. Jika merujuk pada kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), Idul Fitri akan jatuh pada 22 April 2023, sedangkan wujudul hilal membuat 1 Syawal pada hari sebelumnya yakni 21 April 2023.

Thomas Djamaluddin, peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN menjelaskan juga terdapat prasyarat utama untuk unifikasikalender Hijriyah. Yakni adanya otoritas tunggal untuk menentukan kriteria dan batas tanggal agar bisa diikuti bersama.

Kondisi sekrang adalah otoritas tunggal bisa dilakukan pada tingkat nasional atau regional. Penentuan mengacu pada batas wilayah menjadi satu wilayah sesuai dengan kedaulatan negara.

"Kriteria diupayakan untuk disepakati bersama dan jika terdapat perbedaan jangan menjadi sebuah gesekan," kata dia.

Thomas juga mengharapkan pemerintah bisa mengusahkan adanya satu sistem tunggal di masa depan. Dengan begitu otoritas tunggal dapat membuat satu kalender yang disepakati bersama dan menjadi rujukan seluruh pihak serta mempersatukan umat.

Sementara itu, bulan Ramadhan kali ini umat muslim dapat melakukan bersama. Di Indonesia sendiri awal puasa dilakukan dengan metode hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan).

Thomas mengatakan untuk penentuan tersebut berdasarkan kriteria yang disepakati bersama. Sedangkan untuk kriteria hilal diadopsi pada dalil hukum agama mengenai awla bulan dan kajian astronomis yang sahih.

Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan rakyat keliru. Sementara hisab tidak bisa tanpa adanya kriteria untuk menentukan masuknya awal bulan.

"Sehingga kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam prakiraan rukyat," kata Thomas.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Bulan Puasa Sama, Hari Lebaran Bisa Berbeda

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular