
Smartphone Gak Laku, Gen Z Malah Banyak Cari HP Jadul

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak muda gen z disebut-sebut lebih memilih menggunakan HP jadul ketimbang smartphone canggih yang ada saat ini. Salah satu influencer, Jose Briones menjelaskan jika anak muda mulai bosan menggunakan smartphone.
"Saya pikir Anda bisa melihatnya dengan populasi Gen Z tertentu - mereka bosan dengan layar (smartphone)," kata salah satu influencer 'dumb phone' Jose Briones, dikutip dari CNBC International, Jumat (7/4/2023).
Adapun salah satu merek yang masih menjual HP jadul adalah HMD Global. Perusahaan menjual jutaan perangkat Nokia yang sama dengan saat dikeluarkan pada awal 2000-an lalu.
Ternyata upaya tersebut berbuah manis. Pasalnya, penjualan feature phone di Amerika Serikat (AS) milik HMD Global melonjak tajam tahun lalu.
Jumlahnya mencapai puluhan ribu unit terjual perbulannya. Di saat bersamaan, penjualan di global mengalami penurunan.
Dalam laporan Counterpoint Research menyebutkan 80% feature phone tahun lalu berasal dari Timur Tengah, Afrika dan India. Namun sejumlah orang melihat ada pergeseran dengan kemungkinan anak muda AS kembali ke HP jadul.
"Di Amerika Utara, pasar dumb phone cukup datar," kata Moorhead. "Tapi saya bisa melihatnya meningkat hingga 5% dalam lima tahun ke depan jika, berdasarkan masalah kesehatan masyarakat yang ada di luar sana."
Sementara itu, jika menengok pasar smartphone Indonesia pada tahun lalu juga cukup terpuruk. Daya beli masyarakat membuat penjualan HP baru merosot tajam.
Laporan Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker dari perusahaan riset IDC mengungkapkan pasar smartphone RI anjlok 14,3% di tahun 2022. Capaian tersebut terjadi pertama kalinya setelah 13 tahun berturut-turut selalu mengalami pertumbuhan.
Selain itu penurunan juga terjadi pada jumlah unit yang dikirimkan. Pada 2022, hanya 35 juta unit HP yang dikirimkan turun dari 40,9 juta unit tahun sebelumnya.
Daya beli masyarakat yang menurun disebabkan karena adanya inflasi. Masalah tersebut khususnya terjadi pada masyarakat yang memiliki penghasilan menengah ke bawah yang memilih fokus pada pemenuhan kebutuhan primernya.
Faktor lainnya adalah masyarakat juga melakukan pengalihan pengeluaran. Salah satunya adalah pada sektor transportasi karena mobilitas mereka mulai kembali tinggi setelah kasus Covid-19 melandai.
Masalah lain yang dianggap jadi biang kerok penurunan pasar smartphone adalah hambatan rantai pasokan perangkat. Ini terjadi pada paruh pertama tahun lalu.
IDC juga menjelaskan tahun 2023 kemungkinan pasar smartphone mulai kembali stabil. Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia menjelaskan kemungkinan akan ada pertumbuhan satu digit pada skenario positif di tahun ini.
"Skenario yang lebih positif dapat membuka kemungkinan pertumbuhan kecil di angka satu digit, pada saat dunia berjuang melawan inflasi, pergerakan kurs, ketegangan geopolitik, dan kebijakan-kebijakan moneter," jelasnya, dikutip Kamis (6/4/2023).
Menurutnya, masyarakat masih akan berhati-hati untuk mengeluarkan pendapatannya membeli smartphone baru. Dia juga melihat ponsel yang dibanderol murah akan tertekan akibat masyarakat yang mengalihkan uangnya pada sektor lain.
Di sisi lain, Vanessa juga menjelaskan sejumlah vendor akan mulai berfokus pada perluasan portofolio mereka di kelas atas.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article iPhone 1 Laku Terjual Rp 754 Juta, Masih Punya?