iPhone Kalah! Pelanggan Beralih Ke Smartphone Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Kecanggihan yang ditawarkan oleh iPhone memang banyak membuat banyak masyarakat yang tergiur untuk memiliki iPhone. Bahkan ada ungkapan yang menyebut "sekali pakai iPhone tak akan beralih ke Android". Namun ungkapan itu bisa ditangkis oleh perusahaan smartphone asal China yakni Xiaomi.
CEO Xiaomi, Lei Jun mengungkapkan ada banyak pengguna iPhone 12 yang akhirnya beralih ke Xiaomi 13. Ada beberapa hal yang mendasari 'migrasi' tersebut.
Salah satunya terkait pengisian daya batera
i. Menurut salah satu pengguna, kecepatan charge iPhone 12 dan Xiaomi 13 cukup berbeda, dilansir dari Gizchina, dikutip Sabtu (11/3/2023).
Dalam peluncuran Xiaomi 13, pabrikan China itu memang menargetkan iPhone 14 Pro untuk dibandingkan dengan ponsel tersebut. Misalnya dari sisi baterai yang sudah menggunakan kapasitas 4.500 mAh.
Saat diuji, ketahanannya bisa sampai 1,37 hari. Capaian ini melewati iPhone 14 Pro Max yang mentok di 1,28 hari.
Xiaomi 13 juga didukung pengisian daya cepat sebesar 67W. Angka tersebut memang tidak terlalu besar jika dibandingkan ponsel Android lainnya. Namun, jika merujuk pada iPhone 14 Pro dengan fast charging 27W, Xiaomi 13 jauh lebih unggul.
Sinyal ponsel juga jadi masalah para pengguna. Xiaomi 13 dilaporkan memberikan sinyal yang sangat baik di ruangan dan gedung manapun. Kelancaran pengoperasian, dalam hal ini merujuk pada MIUI 14, juga jadi faktor migrasi mereka.
Di sisi lain, Xiaomi 13 menggunakan chipset Qualcomm 8 Gen 2. Prosesor itu juga disebut jauh lebih unggul dari yang dikeluarkan oleh Apple untuk ponsel-ponselnya.
Gizchina mencatat performa puncak GPU Qualcomm 8 Gen 2 lebih dari A16. Yakni mencapai 25% lebih banyak dan menjadi GPU paling kuat di industri saat ini.
Selain itu, perubahan pasar yang dilakukan produsen HP asal China, agaknya membuat Apple dan Samsung yang selama ini mendominasi pasar flagship patut waspada. Sebab Oppo, Xiaomi, dan Honor bakal meramaikan kompetisi pasar HP mahal.
"Banyak perusahaan seperti Oppo, Xiaomi, OnePlus, Vivo, Realme, dan lainnya yang sangat antusias untuk memamerkan otot mereka saat mencoba mengamankan tempat di pasar bersama Apple dan Samsung yang semakin mendominasi penjualan di seluruh dunia," kata Ben Wood, kepala penelitian di CCS Insight, dikutip dari CNBC Internasional, Sabtu (11/3/2023).
Perubahan pasar dari perusahaan China itu terjadi setelah pengapalan di pasar smartphone tahun lalu mencapai level terendah sejak 2013. Namun pangsa ponsel kelas atas yang harganya diatas US$ 800, naik dari 11% di tahun 2020 menjadi 18% di tahun 2022. Apple dan Samsung menguasai pasar tersebut.
Namun, peluangnya begitu menguntungkan karena vendor China berupaya meningkatkan margin.
Wood mengatakan ada dorongan untuk pasar premium yang memerintahkan harga jual dan margin rata-rata yang lebih tinggi.
Dorongan untuk melahirkan ponsel premium juga bertepatan dengan pembukaan kembali China setelah negara itu membatalkan aturan pencegahan Covid yang ketat pada bulan Desember. Ini memudahkan para eksekutif, yang sebagian besar telah terjebak di China sejak awal 2020, untuk bepergian ke luar negeri.
Dan itu juga bertepatan dengan dorongan baru dari perusahaan China untuk memperluas jangkauan global mereka. Pada tahun 2022, pangsa pasar pembuat smartphone Cina Realme, Oppo dan Xiaomi menurun di Eropa, sementara Apple dan Samsung relatif stabil.
Perusahaan-perusahaan China berharap untuk mengubahnya sekarang karena ekonomi domestik telah dibuka kembali.
"Pelonggaran lockdown adalah 'reboot' bagi perusahaan yang memproduksi dan mengekspor ke pelanggan global untuk bertemu langsung dan memperluas hubungan dan peluang bisnis," kata Neil Shah, partner di Counterpoint Research.
"Jadi, selama 12 bulan ke depan kita akan terus melihat lonjakan bisnis China serta turis berbondong-bondong ke luar China yang akan meningkatkan strategi global mereka."
[Gambas:Video CNBC]
Miris! Orang Pada Ogah Beli HP Baru, Pedagang Ponsel Sepi
(Firda Dwi Muliawati/ayh)