Sudah 4 Tahun Gelar 5G, Operator Telekomunikasi Masih Boncos

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan telekomunikasi dunia sudah membangun jaringan 5G sejak 2019. Namun setelah 4 tahun berlalu, penetrasi yang rendah dan aplikasi yang terbatas membuat para operator seluler terus-terusan menanggung rugi.
Operator telekomunikasi di China, Korea Selatan, dan Amerika Serikat adalah yang paling pertama menyediakan jaringan 5G kepada konsumen mereka. Teknologi ini dijanjikan menyediakan koneksi internet supercepat dengan latensi yang rendah, jauh lebih baik dari teknologi 4G.
Hampir semua produsen HP juga telah meluncurkan ponsel berteknologi 5G. Paling tidak, setiap ponsel premium yang dirilis dalam 3 tahun terakhir sudah bisa tersambung ke jaringan 5G.
Namun, menurut CNBC International mengutip Strategy Analytics, saat ini ponsel 5G yang digunakan oleh satu dari tujuh pengguna ponsel di seluruh dunia. Pemilik HP 5G juga belum tentu berlangganan jaringan 5G yang disediakan operator.
Teknologi 5G sebetulnya tidak hanya digelar untuk pengguna perorangan yang ingin akses internet super cepat.
Infrastruktur 5G ditujukan untuk menunjang teknologi baru seperti mobil swakemudi hingga realitas virtual untuk industri, karena latensi yang sangat rendah.
Latensi rendah berarti waktu yang dibutuhkan antarperangkat untuk berkomunikasi sangat sebentar. Meski hanya lebih cepat dalam hitungan mili-detik, fitur ini sangat krusial untuk memastikan komputer di mobil tanpa penumpang bisa bereaksi cepat di jalan raya.
Hanya saja, menurut CNBC International, adaptasi teknologi terbaru ini masih berjalan lambat. Akibatnya, ratusan miliar dolar AS yang telah dikucurkan operator seluler untuk membangun jaringan 5G tak kunjung menghasilkan untung.
"Adopsi 5G meningkat cepat di kebanyakan negara. Namun, pelanggan individu hanya salah satu ukuran. Pada akhirnya, pasar korporasi termasuk segmen industri yang menyimpan potensi terbesar," kata Direktur Infrastruktur Jaringan CCS Insight, kepada CNBC International, Rabu (8/3/2023).
Meski jaringan 5G belum menghasilkan untung, industri telekomunikasi sudah membicarakan peluncuran 6G pada 2030. Bos perusahaan telekomunikasi global meminta agar antusiasme soal 6G jangan terlalu digaungkan. Alasannya, mereka tidak ingin membuat konsumen bingung.
"Kami belum selesai dalam menggelar 5G. Saya rasa belum saatnya membicarakan 6G secara serius, terlalu awal," kata CDO SK Telecom, Ha Min Young.
[Gambas:Video CNBC]
Operator HP Global Rugi Bangun Jaringan 5G, RI Bagaimana?
(dem)