Diblokir China, eks Pejabat JD.com Tetap Mau Bikin ChatGPT
Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini, pemerintah China mengumumkan pemblokiran terhadap ChatGPT yang tengah populer di internet. Raksasa teknologi dilarang menyematkan aplikasi chatbot itu pada layanan mereka.
Selain itu, perusahaan teknologi yang berencana membuat tiruan ChatGPT perlu melapor ke pemerintah. Hal ini dikarenakan layanan semacam ChatGPT bisa dipakai untuk menanyakan soal informasi sensitif yang tak diindahkan di Negeri Tirai Bambu. Selain itu juga ketakutan pemerintah atas disinformasi yang rentan menyebar lewat chatbot berbasis AI.
Terlepas dari ultimatum pemerintah, raksasa teknologi China agaknya tak pantang mundur mengembangkan teknologi serupa ChatGPT. Salah satunya Zhou Bowen, mantan Direktur Teknikal JD.com sekaligus pendiri Xianyuan Technology.
Ia membuka rekrutmen untuk tim riset dan pengembangan (R&D) algoritma AI di Xiaonyuan Technology. Perusahaan yang berdiri sejak tahun lalu itu memang fokus mengembangkan potensi AI melalui beragam produk yang ditujukan ke publik dan bisnis.
"Saya percaya bahwa OpenAI (pengembang ChatGPT) versi China perlu mengeksplor strategi baru yang mengintegrasikan model bisnis lebih besar, aplikasi lebih spesifik, dan pelanggan," kata dia, dikutip dari PandaDaily, Senin (27/2/2023).
Sebelum bergabung di JD.com, Zhou lebih dulu menjadi Chief Scientist di IBM Watson. Pada 2017, ia menjadi VP sekaligus Head of AI Research di JD.com. Pada 2021, ia hengkang dari JD.com untuk memulai bisnis AI sendiri melalui Xianyuan Technology.
Selain itu, ia juga menggenggam gelar profesor untuk departemen Electronic Engineering di Universitas Tsinghua. Menurut ThePaper, riset Zhou berfokus pada pemrosesan bahasa natural, dialog mesin, dan etika AI.
Ia percaya bahwa inti kompetensi ChatGPT adalah untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan melalui interaksi yang kolaboratif. Menurut dia, boks dialog di ChatGPT hanya permukaan saja. Kapabilitas menggabungkannya dengan pekerjaan manusia adalah kunci untuk menggapai potensi yang lebih besar.
Selain Zhou, beberapa pengusaha teknologi lainnya juga mulai gencar mencari talenta digital untuk mengembangkan teknologi ChatGPT ala China. Salah satunya Li Zhifei, mantan co-founder Meituan dan pendiri firma teknologi Mobvoi. Ia membuka lowongan untuk data scientist dan developer demi mengembangkan teknologi AI.
(tib)