
George Soros Mendadak Angkat Isu Kiamat di Jerman

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha tenar asal Amerika Serikat, George Soros, bicara soal isu ancaman terbesar umat manusia. Menurutnya, perubahan iklim berpotensi menyebabkan kiamat peradaban saat dua kubu sistem pemerintahan bertarung mendominasi dunia.
Soros adalah tokoh Wall Street yang terkenal karena aksinya mendulang untung dari spekulasi mata uang, terutama peristiwa jatuhnya nilai tukar pound. Ia juga dituding berada di balik krisis keuangan Asia, termasuk ambruknya nilai tukar rupiah pada 1997.
Namun kini, Soros lebih banyak aktif dalam kegiatan filantropi lewat Open Society Foundation yang ia dirikan. Soros diundang sebagai pembicara di Munich Security Summit 2023, di Jerman, karena aktivitas yayasannya.
Dalam paparannya, Soros mengaku telah lama terkesan dengan lapisan es di Greenland yang terbentuk selama ribuan tahun dan tebalnya mencapai hitungan kilometer.
Namun pada Juli 2022, cuaca ekstrem terjadi di Greenland. "Saking hangatnya, ilmuwan bisa bermain voli hanya dengan kaus lengan buntung dan celana pendek," kata Soros dikutip pada Selasa (21/2/2023).
Perubahan suhu tersebut mengancam lapisan es Greenland. Jika seluruh lapisan es tersebut mencair, permukaan laut di seluruh dunia akan naik 7 meter.
"Ini adalah ancaman terhadap kelangsungan seluruh peradaban kita. Saya tidak mau menerima nasib ini, jadi terus berusaha mencari cara untuk menghindarinya."
Soros kemudian bercerita tentang diskusinya dengan David King, ilmuwan iklim asal Inggris. King memiliki teori bahwa sistem iklim global yang tadinya stabil menjadi labil karena diganggu oleh aktivitas manusia.
Lingkar Kutub Utara, sebelumnya terisolasi dari wilayah lain di Bumi oleh angin yang bisa diprediksi, sirkular, serta berhembus ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Namun, perubahan iklim menembus "tembok angin" ini.
Angin sirkular menjaga udara dingin terjebak di Lingkar Kutub Utara dan udara hangat di area lain. Kini, udara dingin bocor ke luar Arktik digantikan dengan udara hangat yang terhisap dari selatan.
Udara dingin ini yang membuat Samudra Arktik diselimuti oleh salju dan es, yang warna putih cemerlangnya memantulkan sinar matahari seperti cermin. Fenomena ini disebut sebagai efek albedo.
"Namun suhu yang makin hangat menyebabkan es mencair dan lapisan es di Greenland tidak lagi cemerlang," kata Soros.
Soros mendukung rencana David King yang ingin memperbaiki sistem iklum global dengan menciptakan efek albedo. Caranya, menciptakan awan putih di langit Kutub Utara untuk memantulkan cahaya matahari.
Menurut Soros, tindakan ini diperlukan karena upaya mitigasi dan adaptasi sudah tidak mempan dalam melawan efek perubahan iklim. "Sistem iklim sudah rusak, dan harus diperbaiki."
Salah satu upaya radikal yang dibutuhkan, menurutnya, adalah mengarahkan institusi finansial internasional seperti Bank Dunia, untuk fokus di perubahan iklim.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri, Ini 5 Fenomena Alam yang Diramal Terjadi saat Kiamat