Warga RI Ogah Beli HP Baru, Nasib Pedagang Ponsel Miris!

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
17 February 2023 17:00
Banyaknya ruko yang buka dilantai Dasar Blok B9 menjadi tandanya ramai jual beli para pedagang, ketika menelusuri lebih dalam lagi hanya beberapa pembeli saja yang keluar masuk mall Thamrin City, Jakarta Pusat. Diakuinya, sebagai pedagang grosir pakain dewasa, Andri tidak bisa meraup keuntungan yang besar seperti tahun-tahun sebelumnya. “Keuntungan yang kami peroleh paling cuma 5%. Beda dengan keuntungannya dengan tahun sebelumnya deh,” katanya.

Kelesuan penjual pakain jadi ini juga di alami Iwan (40 tahun). Pemilik Toko Nadira, Blok C3 Lantai 3 Thamrin City ini menyatakan omset tokonya mengalami penurunan yang tajam pada tahun ini.
Foto: Thamrin City (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan riset IDC menyebutkan pasar smartphone Indonesia anjlok 14,3% pada 2022. Ini terjadi pertama kalinya setelah 13 tahun selalu mengalami pertumbuhan.

Dalam laporan Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, IDC juga mengatakan sepanjang 2022 ada 35 juta unit ponsel yang dikirimkan. Jumlah tersebut turun dari pengiriman 2021 yang mencapai 40,9 juta unit.

Capaian buruk itu salah satunya terjadi karena ada hambatan pada rantai pasokan di tengah paruh pertama 2022. Masalah lainnya adalah penurunan daya beli konsumen sepanjang tahun lalu.

Inflasi yang jadi pembicaraan sepanjang akhir tahun ternyata berdampak besar pada daya beli masyarakat. Khususnya, IDC mengatakan, terjadi pada mereka yang berpenghasilan menengah ke bawah yang fokus pada pemenuhan kebutuhan primer.

Selain itu ada juga faktor pengalihan pengeluaran masyarakat. Salah satunya adalah ke sektor transportasi karena mobilitas kembali tinggi.

Namun kabar baiknya, tahun ini kemungkinan pasar smartphone Indonesia akan kembali stabil. Untuk skenario positif, Vanessa Aurelia, Associate Market Analyst di IDC Indonesia memperkirakan pertumbuhannya masih satu digit.

"Skenario yang lebih positif dapat membuka kemungkinan pertumbuhan kecil di angka satu digit, pada saat dunia berjuang melawan inflasi, pergerakan kurs, ketegangan geopolitik, dan kebijakan-kebijakan moneter," jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (17/2/2023).

Dia menjelaskan masyarakat masih berhati-hati untuk mengeluarkan uangnya pada smartphone. Ponsel dengan harga murah akan tertekan karena adanya pengalihan pengeluaran konsumen ke sektor lain.

"Lain halnya dengan segmen-segmen premium yang diperkirakan akan lebih tahan banting karena adanya tendensi dari sisi konsumen untuk memiliki smartphone yang lebih tahan lama dan memiliki spesifikasi lebih baik. Di sisi lain, vendor-vendor smartphone juga berfokus untuk memperluas portofolio kelas atas mereka," kata Vanessa.


(tib)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga RI Ogah Beli HP Baru, Smartphone Jenis Ini Tak Laku

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular