Era Satelit, Ini Alasan China Masih Pakai Balon Mata-Mata

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 06/02/2023 14:20 WIB
Foto: Balon mata-mata Cina yang diduga melayang ke laut setelah ditembak jatuh di lepas pantai di Pantai Surfside, Carolina Selatan, AS 4 Februari 2023. (REUTERS/RANDALL HILL)

Jakarta, CNBC Indonesia - Huru-hara jatuhnya balon yang dicurigai sebagai mata-mata China terjadi akhir pekan kemarin. Balon tersebut ditembak jatuh di lepas pantai South Carolina pada Sabtu (4/2/2023) waktu setempat.

Pentagon mengatakan bahwa jumlah balon milik China telah melonjak di AS. Mereka menambahkan bahwa balon itu membawa peralatan pengawasan dan melanggar wilayah udara berdaulat.

Balon mata-mata ini sebenarnya sudah ada sejak akhir 1700-an, tetapi mengapa militer di seluruh dunia masih menerbangkannya pada tahun 2023?


Alasan Balon Masih Dipakai untuk Memata-matai Musuh

Pertama karena balon ini dapat melakukan misi pengawasan dengan biaya lebih rendah daripada satelit dan dapat membawa lebih banyak muatan daripada drone.

Alasan lain karena balon mata-mata dapat menempuh jarak yang sangat jauh tanpa perlu mengisi bahan bakar.

"Ini juga merupakan pengingat akan kebutuhan pertahanan udara Amerika Serikat bahwa hari ini adalah balon, besok adalah rudal jelajah," ujar Tom Karako, rekan senior untuk Direktur Program Keamanan Internasional dan Proyek Pertahanan Rudal di Center for Strategic and International Studi, dikutip dari Politico, Senin (6/2/2034).

Balon mata-mata China yang terlihat baru-baru ini, kata Karako, bisa berisi kamera atau perangkat yang digunakan untuk menangkap sinyal elektronik seperti lalu lintas ponsel, kata Karako.

Selain biaya, keuntungan lain jika menggunakan balon mata-mata dibandingkan satelit adalah mereka dapat melayang di atas titik tertentu lebih lama dari jalur orbit satelit.

"Lintasan orbit dapat dilacak oleh musuh, dan AS atau negara lain dapat menjadwalkan pemantauan satelit," kata Direktur Pelaksana Capital Alpha Partners, Byron Callan.

Balon ketinggian tinggi juga bisa lebih mudah 'berpose; seperti orang sipil. Sebab jika misalnya itu drone militer China terbang di atas wilayah udara AS, jelas akan terlihat dan pemerintah akan mengirim pasukan.

Sementara, jika menggunakan balon mata-mata, pemerintah asing dapat mengklaim itu digunakan untuk tujuan sipil, seperti memantau cuaca. China membuat klaim itu pada Jumat (3/2) dengan mengatakan bahwa pesawat itu digunakan untuk kegiatan meteorologi.

Selama beberapa tahun terakhir, balon mata-mata telah terbang di atas benua AS beberapa kali, kata seorang pejabat Departemen Pertahanan/ Tetapi faktor yang membedakan balon ketinggian tinggi China dibandingkan dengan contoh lain adalah ia "nongkrong" untuk waktu yang lebih lama.

Balon ketinggian terlacak terbang di atas Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom, rumah bagi silo berisi rudal balistik antar-benua.

"Jelas, mereka mencoba menerbangkan balon ini ke tempat-tempat sensitif," kata seorang pejabat yang mengetahui hal tersebut.

Penggunaan Baru Balon Mata-mata

Menggunakan balon mata-mata berasal dari akhir 1700-an selama perang revolusioner Prancis. Union juga menerbangkannya pada tahun 1860-an selama perang saudara AS untuk mengumpulkan informasi tentang aktivitas Konfederasi.

NASA sendiri juga mulai menerbangkan balon stratosfer berisi helium pada 1950-an, dan Angkatan Darat pada pertengahan 2010-an bereksperimen dengan mereka di ketinggian yang lebih rendah.

Layanan tersebut berinvestasi dalam program balon udara mata-mata yang dibatalkan pada tahun 2017. Upaya tersebut dikenal sebagai Sistem Sensor Peninggian Rudal Pelayaran Rudal Pelayaran Darat Bersama, atau JLENS.

Tidak seperti balon ketinggian tinggi, balon udara itu dirancang untuk melacak kapal, kendaraan darat, drone, dan rudal jelajah. Salah satu balon udara lepas di atas Maryland pada tahun 2015 dan harus diturunkan.

Pada tahun 2019, Pentagon mengerjakan sebuah proyek yang disebut Covert Long-Dwell Stratospheric Architecture, yang dirancang untuk menemukan pengedar narkoba. Saat itu, Pentagon meluncurkan 25 balon pengintai dari South Dakota sebagai bagian dari demonstrasi.

Pentagon mengonfirmasi kepada POLITICO tahun lalu bahwa proyek tersebut telah beralih ke militer, tetapi tidak akan mengungkapkan detilnya karena upaya tersebut bersifat rahasia. Kapal udara akhirnya dapat digunakan untuk melacak senjata hipersonik dari Rusia dan China.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center


Related Articles