Soeharto Ambil Indosat dari AS, Malah Dilepas Mega

Tech - Redaksi, CNBC Indonesia
05 February 2023 16:50
Pendapatan 2018 Indosat Turun Jadi RP 23,14 T (CNBC Indonesia TV) Foto: Pendapatan 2018 Indosat Turun Jadi RP 23,14 T (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jaringan telekomunikasi Indonesia di awal kekuasaan Soeharto sangat buruk. Jaringan telepon antar daerah tak layak. Kondisi ini membuat Indonesia terisolasi dari dunia luar karena jaringan komunikasi ke luar negeri terhambat.

Atas permasalahan ini, Soeharto secara serius ingin membangun jaringan komunikasi. Masalah tersebut kemudian didengar oleh Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Soehardjono.

Dia menyarakankan Soeharto untuk menggunakan satelit komunikasi. Namun, karena keterbatasan sumber daya, pemerintah memutuskan untuk menggandeng investor.

"Kebetulan, International Telephone & Telegraph Corporation (ITT) [perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat] juga sedang melirik Indonesia sebagai pasar bagi pengembangan usahanya," tutur J.B Sumarlin dalam J.B Sumarlin: Cabe Rawit yang Lahir di Sawah (2012)

Akibat sama-sama butuh, kedua belah pihak akhirnya mencapai kata mufakat. Pada 20 November 1967, lahirlah perusahaan telekomunikasi di Indonesia bernama PT Indonesia Satellite (Indosat). Indosat lantas menjadi perusahaan terawal yang berdiri di Indonesia sejak pemberlakuan UU Penanaman Modal 1967.

Kehadiran Indosat membantu tugas Perumtel (cikal bakal Telkom) di sektor komunikasi. Indosat mengurusi jaringan luar negeri, sedangkan Perumtel fokus di dalam negeri.

Cita-cita Soeharto agar negaranya terhubung dengan satelit terwujud pada 1969. Sejak saat itu, Indosat menjadi service provider tunggal bagi Perumtel dalam penyediaan jasa sambungan telepon internasional.

"Dengan demikian, sejak 1969 lalu lintas telekomunikasi Indonesia makin terbuka dengan negara luar. Penyampaian informasi semakin lancar baik secara audio maupun visual," tulis penulis buku Sejarah Telepon Umum (2019).

Pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia memantik kebangkitan Indosat. Meningkatnya frekuensi komunikasi internasional membawa berkah bagi Indosat. Perusahaan ini untung besar.

Bahkan, bisa membalikkan seluruh modal investasi yang ditanam di Indonesia.

Namun, Indosat saat itu masih perusahaan asing. Pemerintah hanya kecipratan sedikit uang. Alhasil, muncul wacana nasionalisasi pada 1980.

Namun, wacana ini ditolak Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara, J.B Sumarlin. Sumarlin malah ingin Indosat dibeli sahamnya oleh pemerintah sesuai mekanisme bursa dan harga pasar.

"Presiden Soeharto setuju usulan Sumarlin dan menunjuknya menjadi Ketua Tim Akuisisi Indosat. Proses akuisisi berlangsung alot," tutur Sumarlin.

Hingga akhirnya AS sepakat melepas Indosat seharga US$ 43,6 Juta. Dari sini, secara resmi, Indosat milik pemerintah Indonesia.

Pengambialihan Indosat tidak salah langkah. Sebab, setelahnya Indonesia makin tertimpa durian runtuh.

Indosat makin berjaya dan mengalahkan Telkom. Bahkan pada 1994, perusahaan ini menjadi BUMN pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan New York Stock Exchange.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Makin Banyak! Ini Daftar Perusahaan yang PHK Karyawan 2022


(tib)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading