Mojang Sukabumi Jadi Bos Unicorn Curhat Dulu Susah Cari Modal

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Jumat, 27/01/2023 16:20 WIB
Foto: dok Xendit

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekarang jarang ada cerita sulitnya menggalang pendanaan asing untuk sejumlah startup Indonesia. Namun beberapa tahun lalu ternyata mendapatkan suntikan dana cukup jadi tantangan bagi perusahaan rintisan.

"Pendanaan susah sekali. Tahun 2015 [saat Xendit baru muncul] itu sebagai konteks Xendit perusahaan pertama di Indonesia yang mendapatkan Y CombinatorĀ akselerator lumayan mapan di Sillicon Valley," jelas Co-Founder and COO Xendit, Tessa Wijaya, di Saratoga Investment Summit 2023, Jakarta, Kamis (26/1/2023).

"Sebelumnya itu belum ada perusahaan di Indonesia yang mendapatkan pendanaan tersebut".


Beberapa tahun lalu banyak investor belum mengetahui banyak hal soal Indonesia. Berbeda dengan sekarang, di mana banyak kemudahan mendapatkan dana dari investor asing.

Perempuan asal Sukabumi itu menjelaskan saat perusahaannya baru debut bersamaan dengan kehadiran awal Gojek. Saat itu raksasa ride hailing masih melayani menggunakan telepon dan tidak ada aplikasi.

"Tahun 2015 saat Xendit baru mulai, pesan Gojek aja masih telepon enggak ada apps enggak ada Gopay. Indonesia belum on the map waktu itu. Tapi ya berjuang keras menunjukkan produk yg baik di Indonesi makanya dilirik investor seperti itu," ungkapnya.

Ditanya soal keterlibatan wanita sebagai pemimpin di perusahaan teknologi, dia menyatakan amat menyayangkan. Berbeda dengan Xendit yang memiliki 40% pekerja wanita, hal serupa belum terjadi di tempat lain.

Bahkan menurutnya sebutannya sebagai satu-satunya wanita sebagai pendiri startup unicorn bukan kebanggaan. Namun Tessa menjelaskan hal ini menggambarkan masih kurang usaha untuk mendukung perempuan jadi pemimpin di tanah air.

"Harapannya di setiap perusahaan satu C Suite ada perempuan. Diversity penting kalau kita sama, mungkin enggak akan bisa melihat cara mengembangkan perusahaan yang baik dari pandangan yang beda," ucap Tessa.


(dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center