
Parah! OpenAI Gaji Rendah Orang Kenya untuk Bikin ChatGPT

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepopuleran ChatGPT ternyata berbanding terbalik dengan kesejahteraan pegawainya. OpenAI, pembuat sistem itu, dilaporkan tidak memberikan kondisi kerja yang baik, bahkan menggaji rendah para karyawannya di Kenya.
Hal ini terungkap oleh whistleblower Daniel Motaung yang menggugat OpenAI di Nairobi pada Mei lalu. OpenAI digugat karena melanggar serikat pekerja.
Perusahaan tersebut mengontrak perusahaan bernama Sama untuk menyempurnakan ChatGPT. Proyek tersebut digenjot hingga cepat rampung, lalu OpenAI segera 'meninggalkan' Sama, dikutip dari Qz, Jumat (20/1/2023).
Sama dilaporkan harus memecat 200 orang dan menutup kantor di Nairobi selamanya. Sementara di sisi lain, OpenAI telah menyelesaikan proyek GPT-3 pada November 2022 lalu.
"Ini adalah hari yang sulit, [namun] kami yakin merupakan keputusan jangka panjang yang tepat untuk bisnis kami," kata Sama dalam unggahan blognya tanggal 10 Januari 2023.
Perusahaan menambahkan, bagi pegawai yang terdampak dapat melamar ke "posisi terbuka lain di kantor Afrika Timur".
Upah yang diberikan kepada pegawai Sama berbeda sangat jauh dengan upah minum di California. Qz mencatat perusahaan membayar pekerjanya hanya US$1,32 hingga US$2 (Rp 19.600 - Rp 30 ribu) Rp per jam dari November 2021-Februari 2022.
Sementara di California, gaji pegawai ChatGPT mencapai US$16,99 per jam (Rp 256 ribu). Untuk upah minimumnya adalah US$7,25 per jam (Rp 109.300), yang masih berbeda jauh dengan gaji di Afrika.
Namun ternyata gaji tersebut masih jauh lebih besar dari perusahaan moderasi konten serupa yang berbasis di Afrika Timur. Sama menyatakan bayarannya mencapai dua kali lipat dan juga mendapatkan paket tunjangan dan pensiun penuh.
"Sama membayar Sh26.600 dan Sh40 ribu (US$210 hingga US$313 atau Rp 3,1 juta- Rp 4,7 juta) per bulan lebih dari dua kali lipat upah minumum di Kenya dan jauh di atas upah layar. Upah AS akan komparatif antara US$30 dan US$45 (Rp 452 ribu - Rp 678 ribu)," kata perusahaan.
(tib)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saingan Google, ChatGPT Open AI Bisa Bantu PR & Tugas Kuliah