Siap-siap iPhone Seret, Produksi di China Terhambat

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
27 December 2022 21:20
Pengunjungmemegang model iPhone 14 baru di acara Apple di kampus kantor pusat Apple di Cupertino, California, Rabu (7/9/2022). (AP Photo/Jeff Chiu)
Foto: Pengunjungmemegang model iPhone 14 baru di acara Apple di kampus kantor pusat Apple di Cupertino, California, Rabu (7/9/2022). (AP Photo/Jeff Chiu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis Apple berada di bawah ancaman. Pasalnya, proses produksi iPhone dilaporkan terhambat menyusul wabah Covid-19 di China yang semakin tinggi sejak Oktober 2022.

Raksasa teknologi AS itu harus menghadapi kekacauan selama lebih dari sebulan di pabrik perakitan utama Foxconn di Zhengzhou, China, yang dikenal sebagai "Kota iPhone".

Foxconn telah memindahkan sebagian produksinya ke pabrik lain di seluruh China. Sementara itu, Apple juga bekerja dengan pemasok komponen lain untuk mengurangi waktu tunggu yang lama. Menurut Bank Swiss UBS, masyarakat harus menunggu sekitar 23 hari untuk bisa membeli iPhone di AS.

Ketika pemerintah China membalikkan kebijakan Zero Covid, risiko jangka panjang kini muncul. Virus itu kembali menggila, sehingga berpotensi menghambat proses produksi di pabrik komponen atau pabrik perakitan di seluruh negeri.

"Kita bisa melihat banyak aktivitas yang terdampak, tidak hanya di pabrik, tetapi juga gudang, distribusi, logistik, dan fasilitas transportasi," kata Bindiya Vakil, kepala eksekutif Resilinc, dikutip dari Arstechnica, Selasa (27/12/2022).

Apple memperingatkan pada 6 November tentang gangguan signifikan menjelang musim liburan. Pernyataan langka itu muncul kurang dari dua minggu setelah para eksekutif memperkirakan pertumbuhan penjualan yang lemah pada periode penting sekitar Natal, di bawah 8 persen.

Para analis memprediksi pendapatan Apple kuartal ini akan turun tepat di bawah rekor US$123,9 miliar dari periode yang sama tahun lalu, dengan laba bersih diproyeksikan turun lebih dari 8 persen. Jika benar, ini akan mematahkan rekor pertumbuhan pendapatan 14 kuartal karena Apple mengalami kekurangan antara 5 juta dan 15 juta iPhone.

Banyak analis awalnya menaikkan perkiraan untuk enam bulan berikutnya, dengan asumsi bahwa pesanan yang tidak terpenuhi akan ditunda daripada dibatalkan.

Seperlima pendapatan Apple berasal dari penjualan di China, sementara lebih dari 90 persen iPhone dirakit di sana. Pemasok terpenting Apple di Taiwan termasuk Foxconn, Pegatron, dan Wistron telah merespons dengan berupaya memperluas operasi mereka di India yang baru saja hadir.

Prabhu Ram, kepala kelompok intelijen industri di CyberMedia Research di Gurgaon, India, memperkirakan lebih dari 7-8 persen iPhone sedang dirakit di India, dan tiga besar pemasok Taiwan menargetkan 18 persen perakitan iPhone berada di India pada tahun 2024.


(tib)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiru Xiaomi, Apple Pasang Iklan di Banyak Aplikasi iPhone

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular