Twitter Blokir Akun 'Rival' Tempat Kabur Penggunanya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Minggu, 18/12/2022 09:30 WIB
Foto: Media Sosial baru bernama Mastodon Mirip dengan Twitter. (Tangkapan Layar Laman Mastodon.social)

Jakarta, CNBC Indonesia - Twitter memblokir akun dan link dari kompetitornya, Mastodon. Ini terjadi hanya satu hari setelah membuat kebijakan baru untuk menjelaskan mengenai larangan akun yang melacak jet pribadi Elon Musk.

Sebelum akunnya ditangguhkan, Mastodon melalui @joinmastodon membagikan link akun pelacakan jet di layanannya sendiri.

Bukan hanya akun yang diblokir, Twitter juga menutup akses link Mastodon. Tech Crunch melaporkan tautan tersebut ditandai sebagai 'potentially harmful' atau berpotensi berbahaya.


Banyak pengguna yang menambahkan link profil Mastodon mereka pada bio di akun Twitter. Namun sekarang tidak ada yang bisa diakses dan terdapat pemberitahuan 'Warning: this link may be unsafe' (Peringatan: tautan ini mungkin tidak aman), dikutip dari Tech Crunch, Jumat (16/12/2022).

Mulai pukul 20:00 PT, Tech Crunch melaporkan lebih banyak link yang diblokir termasuk journa.host dan SciComm.xyz.

Nama Mastodon memang langsung meroket setelah Twitter dimiliki Elon Musk dan mulai 'diacak-acak' oleh miliarder itu. Tercatat media sosial Jerman yang tersedentralisasi langsung dibanjiri banyak pengguna baru.

November lalu, pendiri Eugen Rochko mengumumkan Mastodon sudah memiliki lebih dari 1 juta pengguna aktif bulanan. Jumlah itu memang belum sebanding dengan Twitter yang memiliki 238 juta pengguna aktif harian.

Namun lonjakan dalam hitungan hari itu cukup mengejutkan. Misalnya saja pakar media sosial University of Massachusetts, Ethan Zuckerman yang mendapatkan pengikut baru dalam seminggu lebih banyak dari lima tahun sebelumnya.

Pertumbuhan Mastodon tercatat 60-80 pengguna baru perjam sebelum Musk resmi membeli Twitter. Namun sejak bulan lalu meroket menjadi 3.568 registrasi baru per jamnya.

Mastodon beroperasi berbeda dengan Twitter atau raksasa jejaring sosial lainnya Facebook, yang dikendalikan satu perusahaan. Platform itu diinstal ribuan server komputer dengan sebagian besarnya dijalankan oleh administrator sukarela yang telah menggabungkan sistem bersama dalam sebuah federasi.


Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center