Saingan Google, ChatGPT Open AI Bisa Bantu PR & Tugas Kuliah

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Senin, 05/12/2022 16:35 WIB
Foto: Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di SDN Pondok Cina 1, Depok, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut sudah satu minggu berlangsung tanpa guru dan digantikan oleh relawan atau wali murid, disebabkan protes terkait relokasi sekolah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - ChatGPT dengan cepat jadi salah satu yang banyak diperbincangkan oleh pengguna media sosial. Bahkan chatbot itu disebut bisa melibas raksasa mesin pencarian Google.

OpenAI, pengembang platform, chatbot tersebut digunakan untuk berinteraksi dengan cara percakapan. "Format dialog memungkinkan ChatGPT menjawab pertanyaan, mengakui kesalahan, menantang premis yang salah, dan menolak permintaan tidak pantas," kata OpenAI, dikutip NBC News, Senin (5/12/2022).

Mashable mencatat ChatGPT menarik perhatian karena mampu menangani feedback soal jawabannya. Selain juga merevisinya dengan cepat, laman tersebut menyebutnya seperti berkomunikasi dengan robot.


Darrel Etherington dari Tech Crunch menjelaskan permintaan pencarian ChatGPT seperti pengguna "bermalas-malasan dengan rekan kerja atau berinteraksi dengan agen dukungan pelanggan di web".

Dia juga membagikan hasil percakapan dengan ChatGPT mengenai Pokemon. Selain juga tentang kekuatan dan kelemahan sang karakter.

Menurutnya hasil percakapan persis seperti apa yang dicari. "Bukan daftar hal yang mungkin membantu saya menemukan apa yang dicari jika bersedia meluangkan waktu, yang dikembalikan oleh Google," kata dia.

Mengutip Guardian, seorang dosen di Arizona State University bahkan kagum dengan kemampuan ChatGPT mengerjakan tugas kuliah. Ia mencoba memberikan ChatGPT tugas yang ia juga berikan ke mahasiswanya, yaitu menulis surat ke kerabat soal privasi dan keamanan online.

"Saya akan berikan nilai yang bagus. Akademisi berhadapan dengan masalah serius," kata Gilmor tentang potensi penggunaan ChatGPT oleh pelajar dan mahasiswa dalam pengerjaan tugas kuliah.

Namun chatbot AI ini menimbulkan kekhawatiran baru. Mashable menekankan soal kebenaran informasi yang ditampilkan oleh ChatGPT.

Bahkan dalam halaman prompt juga telah diperingatkan ChatGPT kemungkinan menghasilkan informasi yang salah. "Kadang-kadang dapat menghasilkan informasi yang salah" dan "kadang-kadang bisa menghasilkan instruksi berbahaya atau konten bias", tulis prompt.

Laman itu mencontohkan ChatGPT akan menjawab pertanyaan misalnya mengenai ibu kota atau ketinggian gunung. Namun hasil berbeda terlihat jika ada kerumitan pada pertanyaan yang disampaikan.

Sementara itu NBC News juga menyuarakan bahaya ChatGPT. Menurut laman tersebut chatbot dapat digunakan oleh pelaku kejahatan meminta penjelasan soal aksi jahat, seperti merancang senjata atau merakit bahan peledak.


Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center