Cegah Pegawai Eksodus & Mau Kerja, Produsen iPhone Bikin Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrik iPhone di China, Foxconn menjanjikan bonus menggiurkan bagi pegawai yang mau bekerja hingga 6 Maret. Menurut postingan di akun WeChat, besaran bonusnya mencapai 8 ribu Yuan (Rp 17,5 juta).
Dalam pemberitahuan tersebut, bonus hanya berlaku bagi pekerja waktu yang telah diperkerjakan oleh pabrik. Selain itu bagi mereka yang terlibat langsung dalam manufaktur akan dibayar lebih, dikutip dari SCMP, Senin (21/11/2022).
Foxconn juga menyiapkan bonus lainnya bagi pekerja full time dan part time senilai 3.000 yuan dan 10 ribu yuan. Ini akan diberikan jika mereka memenuhi persyaratan hari kerja tertentu pada Desember mendatang.
Bonus itu hadir setelah pabrik di kota Zhengzhou harus segera memenuhi pesanan pada akhir tahun. Di mana para pegawai baru saja melakukan eksodus tiga minggu lalu.
Banyak pekerja melarikan diri karena kekhawatiran penularan dan lockdown Covid-19 di pabrik. Dalam laporan media pemerintah, Foxconn sendiri membutuhkan hingga 100 ribu pekerja untuk bisa melanjutkan kapasitas produksinya.
Bulan-bulan akhir tahun menjadi musim puncak bagiFoxconn. Sebab Apple akan bersiap adanya lonjakan permintaan dari pembeli masa liburan di pasar utamanya yakni Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Biasanya, pabrik di Zhengzhou akan memperkerjakan sekitar 300 ribu pekerja sepanjang tahun ini. Sebagian besar adalah kontraktor serta pekerja part-time.
Pekan lalu, Apple memperkirakan pengiriman model terbarunya iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max kemungkinan akan tertunda. Karena kapasitas Foxconn yang berkurang secara signifikan.
Bonus ini bukan yang pertama kali dilakukan Foxconn. Pada September lalu, pabrik juga menawarkan hingga 8.000 yuan bagi pekerja yang tinggal lebih dari 90 hari.
Saat pekerja eksodus massal, pabrik juga melipatgandakan bonus harian pada November menjadi 400 yuan (Rp 877 ribu). Ini membuat gaji yang didapatkan pekerja akhir bulan lebih dari 15 ribu yuan (Rp 32,9 juta).
Namun SCMP melaporkan dua pekerja yang meninggalkan pabrik akhir bulan lalu menegaskan tak tergoda kembali ke sana. Sebab mereka curiga bonus sebenarnya kurang dari yang dijanjikan atau mungkin baru diberikan terlambat.
(npb/npb)