
Google Bayar Triliunan Supaya Play Store Tak Ada Saingan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Google berusaha membayar hingga triliunan rupiah untuk beberapa aplikasi besar. Ini dilakukan diduga untuk menjegal mereka menjadi pesaing Play Store.
Dalam sebuah pengajuan pengadilan, Google dilaporkan mencapai setidaknya 24 kesepakatan dengan pengembang aplikasi besar. Salah satunya dengan Activision Blizzard Inc sekitar US$360 juta (Rp 5,6 triliun) dalam tiga tahun.
Tahun 2020 lalu, Google juga menyetujui membayar unit Riot Games milik Tencent Holdings sebesar US$30 juta (Rp 470 miliar) selama satu tahun, dikutip dari Reuters, Jumat (18/11/2022).
Rincian keuangan itu muncul dalam salinan gugatan baru yang belum dihapus dan pertama kali diajukan oleh Epic Games tahun 2020 lalu.
Google menyebut gugatan tersebut tidak berdasar dan salah karakterisasi. Raksasa teknologiĀ itu mengklaim kesepakatannya dengan sejumlah aplikasi tersebut sebagai cara membuat pengembang puas dengan mencerminkan persaingan yang sehat.
Sementara itu, Riot Games hanya mengatakan sedang meninjau pengajuan. Sedangkan Activision tidak menanggapi permintaan komentar.
![]() |
Tahun lalu Epic Games sebagian besar kalah dalam kasus serupa melawan Apple yang juga menyediakan toko aplikasinya sendiri. Untuk keputusan banding diharapkan tersedia tahun depan.
Menurut dokumen pengadilan, kesepakatan dengan Activision pada Januari 2020 setelah memberitahu Google sedang mempertimbangkan meluncurkan toko aplikasi sendiri. Bekerja sama dengan Riot bertujuan untuk "menghentikan upaya toko aplikasi internal mereka," kata dokumen pengadilan.
Epic dalam gugatannya menuding Google tahu bermitra dengan Activision akan membatalkan rencana meluncurkan toko aplikasinya sendiri. Perjanjian membuat kenaikan harga dan menurunkan kualitas layanan.
"Secara efektif memastikan bahwa [Activision] akan membatalkan rencananya meluncurkan toko aplikasi pesaing," tulis gugatan tersebut.
Dokumen pengadilan juga berisi sejumlah nama yang bermitra dengan Google. Per Juli terdapat pembuat game Nintendo dan Ubisoft Entertainment, aplikasi meditasi Calm, serta aplikasi pendidikan Age of Learning.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Google Down, Dunia Digital Gulita