Sinyal Twitter Lagi Berdarah, Justin Bieber Cs Jarang Tweet

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Kamis, 27/10/2022 16:10 WIB
Foto: GC Images/Bellocqimages/Bauer-Griffin

Jakarta, CNBC Indonesia - April lalu, Elon Musk sempat mencuitkan bahwa Twitter mulai ditinggalkan pengguna, ini karena para top user atau akun paling banyak diikuti jarang nge-tweet.

"Sebagian besar akun "top" ini jarang menge-tweet dan mem-posting konten yang sangat sedikit. Apakah Twitter sekarat?" cuit miliarder itu sambil membagikan data akun dengan followers paling banyak.

Tweet ini ia unggah lima hari sebelum menawarkan untuk membeli platform media sosial berlogo burung biru tersebut.


Dalam unggahannya terdapat akun tokoh terkenal, seperti Barack Obama, Justin Bieber, Katy Perry, Cristiano Ronaldo, hingga akun acara talkshow The Ellen Show.

Jika dilihat dari nama-nama di atas, Justin Bieber misalnya, dengan followers 113 juta, cuitan terakhir yang diunggah hampir dua bulan lalu yakni pada 7 September 2022. Cuitan itu berupa pengumuman tentang batalnya konser Bieber karena kondisi kesehatan penyanyi berkebangsaan Kanada tersebut.

Cuitan Musk itu kini seolah terbukti. Pengguna aktif Twitter dilaporkan jeblok. Ini ketahui dari sebuah penelitian internal perusahaan yang dilihat oleh Reuters. Salah satu poin dari laporan itu, banyak selebriti yang sekarang sudah jarang nge-tweet lewat akunnya.

Twitter kini sedang berjuang untuk mempertahankan penggunanya yang paling aktif, di mana mereka sangat penting bagi bisnis

Cuitan dari pengguna aktif Twitter atau disebut Heavy Tweeters menyumbang kurang dari 10% dari keseluruhan pengguna bulanan. Namun, menghasilkan 90% dari semua tweet dan setengah pendapatan global, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/10/2022).

Seorang peneliti Twitter dalam dokumen berjudul 'Where did the Tweeters Go?' mengatakan, jenis akun tersebut telah mengalami penurunan secara drastis sejak pandemi dimulai.

Heavy Tweeters didefinisikan sebagai seseorang yang log-in ke Twitter selama 6-7 hari dalam seminggu, serta tweet 3-4 kali seminggu.

Reuters mencatat penelitian tidak membuat kesimpulan spesifik mengenai alasan pengguna dalam Heavy Tweeters mengalami penurunan.

Sementara Twitter telah buka suara soal temuan dokumen internal tersebut. Juru bicara perusahaan mengatakan pihaknya memang secara teratur melakukan penelitian.

"Kami secara teratur melakukan penelitian mengenai berbagai tren, yang berkembang berdasarkan apa yang terjadi di dunia," kata juru bicara Twitter.

"Audiens kami secara keseluruhan terus bertambah, mencapai 238 juta mDAU pada Q2 2022.


(dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center