Gaji Selangit, Ini 3 Profesi IT Rebutan Perusahaan pada 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Dengan perkembangan teknologi, pekerjaan di bidang teknologi informasi (IT) pun makin dicari oleh banyak perusahaan termasuk dari startup. Sejumlah profesi yang dibutuhkan mulai dari apps developer dan programmer, data scientist, serta business intelligence.
Apps developer dan programmer dibutuhkan karena upaya digitalisasi serta transformasi digital yang dilakukan oleh perusahaan. Sementara itu data scientist makin banyak permintaan karena data adalah dasar pembuat kebijakan.
Sejalan dengan banyaknya sumber daya yang dibutuhkan, posisi itu juga menawarkan gaji yang cukup besar. Riset dari Glints dan Monk's Hill Ventures mengungkapkan gaji para software engineer di startup.
Posisi software engineer atau developer perangkat lunak merupakan pekerjaan yang paling diburu di startup berbagai negara. Baik di Singapura, Indonesia, maupun Vietnam.
Untuk fresh graduate di posisi tersebut di Indonesia masih ditawarkan cukup rendah. Yakni US$300 hingga US$1.000 (sekitar Rp 4,3 juta - Rp14 juta) untuk posisi Junior Software Engineer.
Sementara bagi yang sudah berpengalaman beberapa tahun, gajinya akan berkisar US$1.400-US$2.800 (sekitar Rp 20 juta-Rp 40 juta).
Sedangkan para pendiri startup, VP of Engineering merupakan salah satu posisi penting. Ini membuat gaji yang diterima juga cukup tinggi, yang berkisar antara US$2.800 - US$7.100 (Rp 40 juta - Rp 103 juta) tergantung pada tahap pendanaan perusahaan.
Profesi di bidang IT dinilai cukup tahan resesi, terutama di seluruh industri seperti kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), keamanan siber, dan layanan cloud.
Faktanya, sektor teknologi saat ini mengalami tingkat pertumbuhan yang belum pernah terlihat, dengan pengeluaran TI global diperkirakan mencapai US$4,5 triliun pada awal 2023.
Tiga pekerjaan IT paling dicari 2023
Berikut ini sektor pekerjaan di bidang keamanan siber atau profesional teknologi UX, dikutip dari The Next Web, Jumat (14/10/2022):
1. Keamanan Siber
Kebutuhan akan keamanan siber menjadi lebih besar dari sebelumnya. Penelitian dari Bank Sentral Eropa menunjukkan bahwa 74% pengguna internet telah membeli sesuatu secara online dalam tiga bulan terakhir.
Dari perbankan online hingga belanja dan terus meningkatnya mata uang kripto, permintaan akan spesialis TI dengan pengetahuan tentang keamanan siber semakin meningkat.
Hal ini didorong oleh keamanan adalah masalah terbesar bagi perusahaan di seluruh dunia, dengan permintaan akan tenaga ahli di sektor tersebut akan meningkat pesat.
Bagi yang ingin beralih bekerja ke keamanan siber, peningkatan keterampilan di bidang seperti enkripsi data, mitigasi risiko, dan firewall.