Zuckerberg Ngaku 'Kecolongan' dengan Hadirnya TikTok
Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Meta, Mark Zuckerberg mengakui terlewat dan gagal mengantisipasi tren baru yang terjadi di media sosial. Hal itulah yang membuatnya gagal mengantisipasi TikTok bisa lebih sukses sebagau platform 'mini' dari versi YouTube.
"Kini makin banyak orang yang menjadikan feed sebagai umpan, namun tidak berinteraksi di sana," jelas Zuckerberg dikutip dari CNBC International Minggu (16/10/2022).
Menurutnya makin banyak orang yang menemukan yang manarik, mengirimkan pesat tersebut kepada temannya dan beriteraksi di sana. Dampaknya kini bukan siapa yang memproduksi konten yang dilihat, namun konten terbaiklah yang paling banyak dilirik.
Analis telah mengaitkan peningkatan popularitas TikTok yang cepat dengan algoritmanya, yang dapat merekomendasikan video pendek yang menarik kepada pengguna berdasarkan kebiasaan dan riwayat penayangan mereka. Kebangkitan TikTok telah menimbulkan tantangan signifikan bagi perusahaan, Facebook di Amerika Utara, yang harga sahamnya, sejauh ini turun lebih dari 56%.
Zuckerberg menyebut TikTok sebagai "pesaing yang sangat efektif" dan mengakui bahwa perusahaannya agak lambat dalam hal ini.
"Apa yang dilakukan TikTok tidak seperti pola saya dalam berjejaring. Bagi saya, tetap seperti YouTube dalam bentuk yang lebih singkat," tegas Zuckerberg.
Di sisi lain, Zuckerberg mengakui kalau saat ini penting bagi Meta untuk mengembangkan AI yang dapat merekomendasikan konten, termasuk, foto dan teks kepada pengguna di luar video pendek.
"Kadang aku ingin menonton video, namun kadang aku hanya ingin konten terbaik," pungkas dia.
(hoi/hoi)