Road To Tech Conference 2022

Strategi Bakar Uang Masih Digunakan Startup, Masih Efektif?

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
27 September 2022 14:56
Co-founder Pitik, Arief Witjaksono
Foto: Co-founder Pitik, Arief Witjaksono

Jakarta, CNBC Indonesia - Strategi 'bakar uang' yang dilakukan oleh para perusahaan rintisan atau startup disebut menjadi salah satu strategi yang umum. Strategi ini digunakan sebagai kebutuhan promosi untuk dapat menggaet pasar dengan jumlah yang signifikan dan waktu cepat.

Strategi ini membutuhkan modal yang cukup banyak sehingga perusahaan harus melakukan budgeting yang mumpuni. Meski begitu, sayangnya masih banyak startup yang terpaksa harus gulung tikar karena menerapkan strategi ini secara jor-joran.

Executive VP Kejora, Richie Wirjan mengatakan bahwa sebenarnya sebuah hal yang wajar bagi startup mengaplikasikan strategi bakar uang. Hal itu karena startup membutuhkan percepatan pertumbuhan bisnis yang harus dilakukan lewat promosi dengan bakar uang.

Namun perlu dicatat dari strategi bakar uang menurut Richie adalah harus dikelola dengan baik. Artinya, dana untuk bakar uang dapat digunakan, namun jangan berlebihan. Karena promosi hanya merupakan pintu awal membuka pasar ke bisnis.

"Menjawab solusi itu bukan untuk adu harga, kalau memang produk kita bagus yang kita bangun itu promosi sebagai pintu, awal untuk pancingan saja. Tapi bukan selamanya kita mau mengelola konsumen kita dengan promosi. Kita memastikan produk kita sesuai kebutuhan sehingga itu bisa dikonsumsi dengan baik," ujarnya dalam Tech Conference CNBC Indonesia, Selasa (27/9/2022).

Menurutnya, startup masih ideal melakukan bakar uang dalam jangka waktu 3 hingga 8 bulan sejak mereka meluncurkan produk atau menerima pendanaan. Namun, hal yang harus digarisbawahi adalah ketika sudah berhasil memancing customer, maka strategi selanjutnya adalah retain customer, bukan terus-terusan bakar uang.

"Bagaimana caranya kita bisa ketika mereka sudah masuk ke platform kita baik sebagai user maupun supplier cara kita maintain seperti apa, sehingga kita tidak perlu bakar bakar lagi, itu yang harus dipertimbangkan," jelasnya.

Sementara itu, Co-founder Pitik, Arief Witjaksono mengatakan bahwa bakar uang saat ini bukan lagi menjadi satu strategi yang harus diutamakan dilakukan. Apalagi di sektor agritech seperti startup Pitik miliknya yang memiliki pendapatan yang nyata.

"Buat kami agritech never really money burning, kami punya actual revenue. Untuk itu kita secara kebijakan tidak mau bakar uang, kita mau menbangun bisnis sustainable untuk jangka panjang," pungkasnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Startup Boleh Bakar Uang, Asal Duitnya Cukup

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular